Rindu, kata yang memberontak pada menunggu. Tiga hari adalah waktu yang begitu lama untuk pasangan kasmaran satu sama lainnya. Hati mereka pasti sudah menjerit ingin meronta minta lepas sebebas-bebasnya. Khanza pun sampai menangis terharu akan perlakuan Arif yang kembali lembut kepadanya.
"Jangan menangis lagi," pinta Arif.
"A-Aku ...." Khanza terbata akibat tangis yang setengah ditahan.
"Nanti saja kita bahasnya ya? Kita makan saja dulu, kasian cacing di perutku," Arif tersenyum lembut seraya mengusap perut ratanya.
Perasaan Khanza kembali menghangat, senyum yang ia rindukan kini kembali hadir di wajah tampan Arif. Menghapus kasar air mata dan ia pun lantas mengembangkan juga senyumnya.
"Ayo," desak Arif yang ternyata sudah berada di atas motor.