"Maaf kalau aku terlalu rapuh menghadapi ini semua," aku Khanza.
Arif mengusap pucuk kepala wanita dalam pelukannya. "Wajar jika kamu terjatuh dalam duka, aku yakin tidak mudah menghadapi ini semua, tapi jangan terlalu larut menyiksa diri seperti ini, kamu juga harus kuat dan bangkit untuk dirimu sendiri dan keluarga kamu yang masih menyayangi."
Khanza mengangguk dalam pelukan Arif. Tak jauh dari nasehat Kak Zay, pemuda yang menjadi sandaran barunya itu turut mengharapkan Khanza agar kuat menghadapi nestapa.
Menghela napas berat, Arif sepertinya harus menghibur ulang gadis cupunya. Lantas mendekatkan mulut ke telinga Khanza, ia pun membisikkan sesuatu. "Mau lanjutin yang tadi nggak?"
Khanza mengeryitkan keningnya. Mendongak menatap Arif, ia sesaat bingung dengan apa yang dimaksud pemuda itu. Namun setelah Arif mengedipkan mata, gadis cupu itu lantas paham dengan semua. Sontak mengurai pelukan, ia pun mengusap air mata dan mundur perlahan.