Arif sudah tidak bisa mengendalikan diri, apalagi saat Khanza justru membalas ciumanya. Terus menyesap bibir si gadis cupu dengan lembut, ia pun semakin mengeratkan pelukannya kepada Khanza.
Jantung mereka sudah seperti genderang yang ingin berperang. Napas mereka juga sudah pasti ngos-ngosan, tapi masih belum mau mengakhiri pemainan.
Khanza lebih dulu tersadar kalau yang mereka lakukan tidak benar. Membuka mata dan segera menarik diri dari Arif. Ia pun menunduk malu dengan muka yang merah merona mengingat apa yang sudah mereka lakukan.
Arif baru sadar dengan apa yang sudah di lakukannya pada Khanza. Menatap sayu dengan penuh rasa bersalah.
"Maaf!"
Satu kata yang keluar dari mulut Arif membuat Khanza kembali menatap pada Arif.
"Maaf, Karna aku sudah lan ...."
"Ini semua bukan salah kamu." Khanza memotong ucapan Arif. "Kita berdua sama-sama khilaf," sambung Khanza.
Ya. Memang Arif yang memulainya, tapi Khanza juga menyambutnya. Itu artinya mereka berdua sama.