Cittt!
Faizal yang sudah sangat dekat dengan garis finis menghentikan motornya mendadak karena mendengar suara teriakan yang tak asing di telinga. "Khanza," gumamnya.
Sahabat masa kecilnya tersebut kapan berada di sana. Dan wajah khawatirnya? tentu saja buat Arif—lelaki yang sudah jelas menoreh luka.
Brum!
"Hore!"
Arif sampai di garis finis dan disambut sorak senang semua orang. Khanza berlari dibuntuti oleh Randra, menghampiri sang pemenang dalam balapan.
"Kamu tadi nggak papa?" tanya Khanza khawatir.
Arif melepas helmnya dan menatap Khanza dalam-dalam. Lalu sudut bibirnya pun tertarik untuk mengulas senyum. "Kamu masih mengkhawatirkanku Za. Dan kamu rela ke sini hanya untuk aku," ucap Arif seraya mengangkat tangan dan mengelus pipi Khanza.
"Sial!" Faizal mengumpat keras seraya memukul dashboard motornya. Memacu kembali kuda besi, ia pun meneruskan hingga garis finis.
"Faizal." Khanza beralih menghampiri Faizal, tapi tangannya terlanjur di tarik Arif.
