"Aku nggak setuju," ujar Arif.
"Ayolah, Yang. Cuma ini cara terbaik biar bisa melawan Angel," bujuk Khanza.
"Masih banyak cara lain, Za. Aku tidak mau kamu dekat-dekat sama orang lain, apalagi Aldi."
"Tapi Vera? Bagaimana dengan bayi mereka?"
"Itu urusan mereka. Bukan urusan kita."
"Apa?" kaget Khanza melebarkan pupil mata. "Kamu benar-benar tidak punya perasaan," kesal gadis cupu tersebut. "Vera seperti itu juga gara-gara kita, dia frustasi dan kacau saat dipindahkan oleh orang tuanya ke luar kota."
"Itu resiko dia," ketus Arif. "Siapa suruh jahatin kamu."
Khanza benar-benar tidak habis pikir, kenapa bisa Arif berpikiran setega ini. Egois menguasai diri karena takut cinta sejati pergi.
"Sekali ini saja, bantuin mereka," mohon Khanza. "Kalau kamu tidak mau bantuin Vera, setidaknya bantuin Aldi sebagai teman terdekat kamu saat ini. Atau bantuin bayi yang tidak berdosa agar bisa hidup di dunia."
