Memendam banyak kata, menenggelamkan beribu rasa. Sesak memenuhi sukma, diri dipenuhi oleh nelangsa. Kecewa membinasakan jiwa, tidak mampu lagi mengukir aksara. Entah sampai kapan sakit ini bermukim di dada. aku ingin segera sembuh dan kembali bahagia.
_Khanza Arisha_
***
"Kalian berantem?"
"N-Nggak, Kak," bohong Arif. "Khanza memang bilang ngantuk dari tadi. Di mobil juga dia menguap terus."
Zay terdiam sesaat. Namun ia memilih percaya, sebab Arif tidak pernah berbohong kepadanya. "Ya sudah, ayo kita makan martabaknya," ajak Kakak Khanza.
"Ah itu ... Arif mau pulang saja ya? Kalian saja yang makan martabaknya."
"Lho! Kok, pulang?" tanya Damar.
"Sudah kemalaman, Om. Takut di cariin, Bunda. Soalnya tadi nggak sempat izin keluarnya."
Damar hanya dapat menarik napas dalam. Ini kerjaan anaknya yang mendesak Arif untuk menemaninya.
"Ya sudah kalau begitu. Hati-hati di jalan," pesan Damar.