Cintaku padamu tidak tertakar, lebih besar dari yang paling lebar. Lebih tinggi sampai aku tak mampu turun lagi. Tersesat jauh dan lupa akan diriku yang seperti dulu lagi.
_Arif Saputra Wijaya_
***
Perjalanan rupanya masih panjang. Di atas motor kesayangan, Arif melirik arloji yang setia melingkar di pergelangan tangan. "Sudah jam sepuluh pagi. Pantas saja panas sekali," gumam Arif.
Sesal pun menyelimuti, kenapa ia tidak memakai mobil saja tadi. Kasihan si Gadis pujaan hati yang kini harus bersapaan dengan matahari.
"Panas ya?" tanya Arif setengah berteriak di motornya.
"Iya." Diiringi anggukan, Khanza jujur akan kenyataan. Sebab memang benar tubuhnya serasa terpanggang. Di tambah beberapa kali mereka harus terperangkap dalam kemacetan di jalan.
Tin!
Arif pun terlihat semakin kesal kala sebuah mobil tiba-tiba mengerem di depannya. Berulang kali memencet klakson, hampir saja, tadi mereka celaka kalau pemuda itu tidak fokus pada kendali motornya.
"Mobil sialan!" umpat Arif.