Dea berbalik saat mendengar suara deru mesin yang dipacu kabur menjauhinya. Tak sempat mencegat, ia pun hanya mampu menggenggam tangan yang tak sampai meraih sang lelaki kadal.
"Maksud gue berkata seperti itu, gue hanya ingin mencari ketegasan dalam hubungan kita, Rand. Gue nggak mau terlalu jauh larut sementara lo hanya menganggap gue teman sampai nanti ke depan."
Lantas masuk. Dea merebahkan diri di dalam kamarnya. Perasaannya menjadi tidak enak tentang Randra. "Apa dia marah ya?"
Mengingat lelaki itu pergi begitu saja, Dea pun jadi kepikiran. "Gue keterlaluan nggak sih tadi ngomongnya? Mana gue nggak nengok lagi?"
Sontak ia pun bangun, mengacak-acak isi tas, Dea mengambil ponselnya. Namun saat ia berniat menghubungi Randra, bisikan hati pun mempengaruhinya.
Buat apa lo hubungi dia? Buat bilang lo tadi salah ngomong? Terus lo mau ngaku kalau lo memang cemburu? Dan lo mau mencari ketegasan hubungan lo sama dia? Kalau ternyata dia tidak cinta lo gimana?
