Aku menyeruput sebuah luka, meneguk pahitnya hina. Menikmati bagaimana perihnya duka lara, bermandikan air mata. Lirih tertahan, sakit pada sekujur badan. Entah sampai kapan siksa kurasakan, hanya berharap pertolongan segera datang._Khanza Arisha_
***
"Berdo'a lah agar ada yang bisa menemukan lo dan menolong lo sini."
Puas melihat gadis cupu itu tersiksa, geng comel dan Sony pun meninggalkan Khanza dalam keadaan lemas tidak berdaya.
"Kunci pintunya!" perintah Santi pada Zia, Amel, dan Iva.
"Oke!" Zia memutar anakan kunci sementara Amel menarik gagang pintu. Setelah dua orang itu selesai melakukan tugasnya, Iva memeriksa kalau pintu sudah terkunci dengan benar.
"Beres," seru Iva.
Vera menyeringai bak iblis. "Cabut," ajaknya.
"Ayo!" Mengalungkan tangan pada lengan Sony, Santi sang ketua geng comel berjalan lebih dulu. Di susul Vera dan lainnya, mereka pergi tanpa membawa rasa takut atau rasa bersalah sedikit pun.
"Sst! Itu Randra," tunjuk Iva ke depan dengan mulutnya.