"Sana bicara, tuh pacar kamu mau ngomong." Melipat tangan di dada, Khanza yang masih kesal sama Arif kini bertambah level kemarahan.
"Lo cari mati sama gue Rand." Kali ini bukan lagi gumpalan tisu yang melayang, tapi sepatu Ariflah yang ia lemparkan pada sahabatnya. Namun untungnya tidak kena.
Masalah satu saja belum usai, Randra memantik api lain di atas perdebatan Arif dan Khanza. Kini kemarahan gadis cupu itu pun semakin menjadi.
Randra justru terkekeh geli, Ia senang sekali kalau sudah bisa merecoki hubungan sahabatnya. Jarang-jarang Arif bisa takut seperti itu sama wanita. Mendekatkan lagi ponsel ke telinga, ia pun menetralkan suara.
"Arifnya lagi sibuk Ver, nanti saja ya?" sambung Randra berbicara pada kekasih pertama sahabatnya itu.
"Owh. Sibuk ya?" lirih Vera yang merubah nada bicaranya, terdengar sedikit kesedihan di dalam suara gadis itu. "Ya sudah Rand, yang penting Arifnya tidak apa-apa, makasih sudah ngabarin gue."