Ia ingin anaknya juga berpikir untuk kebaikan semuanya. Karena itulah ia menekan anaknya agar mengambil keputusan.
Tatap Denzel, juga ibunya berpindah pada lelaki paruh baya itu.
"Denz, nikahi perempuan ini. Jangan membuat malu nama keluarga," tegas Ayahnya!
"Tapi ayah," Denzel berusaha menyela.
"Turuti kata ayah, atau kamu bukan anak kami lagi," Ayah Denzel meninggalkan ruangan, dan menutup pintu dengan kasar.
Laki-laki itu menahan amarahnya, tatapnya pada Seila berubah menjadi lebih garang. Ibunya yang menatap anak lelakinya, kini menjatuhkan air mata.
Seila merasa bersalah dan pamit undur diri dari ruangan itu. Kini tersisa Denzel dan ibunya, akhirnya air mata lelaki itu tumpah di depan wanita kesayangannya. "Ma, Aku tidak bisa menikah dengan wanita yang tidak aku cintai,jelasnya tidak bisa menikahi wanita lain," Denzel semakin mengeratkan pegangannya pada ujung ranjang, dan membuat pembuluh darahnya terlihat.