Ia panik dan langsung bergegas menolong kakaknya itu.
Ia membopong Serkan ke UKS, Khaira juga teringat dengan jantung Serkan yang tidak boleh sampai kelelahan.
Sesampainya di UKS Khaira mengobati luka Kakaknya itu sendiri, dengan terisak-isak. "Hei kenapa menangis?" tanya Serkan, memegang tangan Khaira yang menegang kapas yang sudah ia beri tetesan Betadine.
"Apakah sakit?"
"Tidak, kamu seharusnya tidak panik," jawab Serkan.
Tidak lama Denzel masuk ke ruangan itu, ia melihat Khaira yang sedang terisak.
"Hei," Denzel menyapa mereka, membuat Khaira menatap pada sumber suara.
"Ngapain kesini," Khaira kepalang emosi.
"Aku mau minta maaf atas ini," lirih Denzel.
Khaira hanya terdiam menatap Serkan yang hanya tersenyum.
"Gue maafin Lo, gue ngerti apa yang rasain," Serkan seakan mengerti melihat tingkah Denzel yang samar-samar terus melirik Khaira.