Setelah rundingan yang matang demi kenyamanan bersama, dan di mengerti oleh semua pihak.
Akhirnya Kania terbang bersama Khaira dan Adi ke Jakarta, namun Dimas tidak ikut karena ia harus bekerja.
Dimas sebenarnya berat melepas Kakaknya itu, namun ia menghormati keinginan Kania.
Sesampainya di Jakarta Adi langsung mengajak Kania ke rumah pak Pratama. Khaira di gendong Adi sedari tadi karena tertidur.
Begitu sampai di rumah pak Pratama, Khaira terbangun ia turun dari gendongan Adi. Mereka memasuki rumah besar itu, pak Pratama sedang duduk di sebuah kursi goyang di tengah ruangan, Adi segera menghampiri Ayahnya.
"Ayah, Adi sayang! Bersama Khaira dan Kania!" Ucap Adi.
Sebenarnya pak Pratama sudah melihat Kania begitu ia memasuki rumah, namun ia tidak mengenali gadis cilik itu. Karena ketika Kania pergi dia masih berusia sangat bayi.
"Nak, ini kamu?" tanya pak Pratama, ia memegang tangan Kania dengan haru.