Setelah semua pertimbangan yang ia pikirkan sedari tadi di perjalanan.
Ia pergi kembali ke rumah Adi, ia berencana jujur pada Adi. Setibanya di rumah Selin melihat laki-laki itu duduk di ruang tamu.
Adi menatap Selin yang sudah menangis, "Di!" Lirih Selin pelan, berdiri.
Adi berdiri. "Kamu kenapa?" tanya Adi masih bersikap biasa, padahal ia menunggu kedatangan Selin.
"Aku hamil!" Kata Selin, ia memberikan strip garis dua. Hasil dari ia mengecek urin nya tadi pagi.
Tiba-tiba Adi mematung, Selin malah menangis dengan keras, lidahnya kelu. Tiba-tiba dorongan dalam hati Adi memeluk gadis didepannya. "Tidak apa-apa, kamu memiliki suami!" Jawaban yang tidak pernah dibayangkan Selin sebelumnya. Ia juga kebingungan mengartikannya.
Selin meredam tangisannya, berusaha mencerna jawaban Adi yang tabu di telinganya. "Di?" ia mendongakkan kepalanya.
"Tidak apa-apa, anak itu punya Ayah, dan itu aku! Lalu kenapa kamu menangis?"