Nyatanya kenyataan kebahagiaan baru satu pasangan membuat satu lainnya terluka sekali.
Ia semakin hari semakin berubah, ia selalu pulang malam dengan keadaan mabuk dan mabuk, hal itu membuat Selin ya jarang berteriak karena kelakuan suaminya itu.
Sampai suatu malam, Selin mengatakan kata-kata yang sudah dilarang Adi untuk tidak membahas Kania. Adi datang dari pintu depan, dengan aroma alkohol memenuhi tubuhnya, ia datang hampir pagi, Selin menunggunya di ruang tamu. "Apakah kamu akan terus seperti ini, meratapi gadis yang kini sudah hamil itu? Lupakan Kania Adi!" Teriak Selin.
"Heh, kamu siapa! Jangan berani-berani mengatakan itu didepan ku, Kania kamu Kania?" ucapan Adi semakin tak terkontrol dan membingungkan.