Lelaki yang kini menjadi suaminya itu berdiri dan melihat sang istri.
Tatapan Damar seperti bingung juga, ia sekilas berfikir Kania juga baru saja tiba dan banyak salju di jaketnya, namun itu tidak ia hiraukan.
"Yasudah kalau begitu, kita juga mau makan ya!" Jawab Selin.
Damar mengangguk, mereka memesan sebuah tempat private untuk makan, sebuah ruangan yang bisa di isi oleh 2-4 orang disana, begitu Adi dan Selin memasuki ruangan itu, Adi melepaskan rangkulannya dari tubuh Selin, ia kembali bersikap biasa saja.
"Di, kenapa?" tanya Selin, bingung dengan sikap suaminya.
"Makanlah, duduk!" Jawab Adi ketus.
Selin duduk, sedangkan Adi masih berdiri.
"Apakah kamu melakukan itu hanya ingin dilihat Kania?" pertanyaan itu akhirnya keluar dari mulut dan pikiran penasaran Selin.
Adi menatap Selin dengan seksama, "kamu sudah tau itu bukan, seharusnya kamu jangan bertanya." Jawab Adi.