Akhirnya mereka semua siap pulang ke ibu kota.
Penerbangan yang nyaman membuat mereka dalam sekejap sudah sampai di ibukota.
Supir Damar sudah menunggu dan mengantarkan Kania dulu bersama Dimas! Dimas duduk didepan di samping supir! Sedangkan Kania ditengah bersama Damar. Laki-laki itu menggenggam tangan gadisnya, ia mengusap beberapa kali cin-cin yang melingkar di jarinya cantiknya, sejuta kali menyadarkan itu bukanlah mimpi.
Kania hanya melontarkan senyum manisnya.
Tidak ada yang berubah, Damar merasa Kania adalah yang terbaik! Dan tetap gadis yang sama.
Mereka berpisah dalam keadaan bahagia, Damar maksudnya! Tidak dengan Kania.
Ketika Damar sampai di rumah, ia mendapatkan telepon dari nomor tidak dikenal, ia mengangkatnya! "Hallo, dengan siapa?" tanya Damar.
"Apa benar ini pak Damar Pratama?"
"Iya saya sendiri!" Jawabnya.
"Kami dari Rumah Sakit Meriana! Kami memiliki pasien yang baru saja pulih, bernama Adi Pratama,"
