Kekhawatiran nya membuat ia tidak bisa mengolah perasaan dengan baik. Ia bergegas untuk segera menemukan gadis itu.
Damar langsung berlari mencari keberadaan Kania di gudang, ia sulit menemukannya karena terdapat banyak barang-barang besar di sana! Suara Isakkan membuat dia menghentikan langkahnya, dan menghampiri sumber suara.
Gadis yang dicarinya sedang merengkuh kedua lututnya diperlukannya, ia membenamkan wajahnya diantara lutut itu, rambutnya yang ia gulung memperlihatkan leher jenjangnya.
Damar berjongkok disampingnya, "apa mau pulang sekarang?" tanya Damar.
Kania mengangkat wajahnya, air matanya benar-benar sudah tertumpah banyak sekali. Tanpa kata Kania menatap Damar, hanya suara tangisan yang sedikit keras yang terdengar, Damar hanya menatapnya membiarkan gadis itu menangis.
Damar membantu Kania berdiri, lalu mereka pulang bersama! "Adi benar-benar tidak menjelaskan apapun, dia benar-benar membuat ku seperti orang bodoh!" Lirih Kania.