Kini perasaan lelaki itu lebih baik.
Damar sudah lebih tenang, ini untuk pertama kalinya ia menangis di pelukan seorang wanita.
Kania pun bekerja seperti biasa, Kania orang yang sangat tidak peduli pada hal-hal membicarakan orang lain. Namun ketika makan siang tiba, Damar meminta Kania makan duluan karena ia harus mengurus pekerjaan yang penting diruangan nya, sehingga Kania makan siang lebih dulu.
Damar ingin segera menyusul Kania setelah menyelesaikan pekerjaannya.
Kania berbaur dengan para teman lamanya di Divisi 16, namun beberapa dari mereka melihat Kania dengan wajah yang mengintrogasi, Kania pun tidak tahan. "Kenapa? apa aku tidak boleh makan disini?" ucap Kania, begitu melihat raut wajah teman-temannya.
Mereka diam dan hanya saling melirik tidak enak, "Nafsu makan ku hilang, begitu seorang kecoa datang kesini berpura-pura so suci!" Siapa lagi kalau bukan Laras, gadis yang tidak lebih tinggi dari Kania itu memang satu-satunya yang tidak bisa menjaga omongan.