Dari hari ke hari semua seperti berulang di benak kepalanya.
Selalu seperti ini, Kania hanya melontarkan kegundahan hatinya didepan adik semata wayangnya. Dimas hanya menatap wajah Kakaknya setiap ia menangis jika mengingat orangtua mereka.
Sekarang Kania lebih tenang karena hanya menangis didepan adiknya, dahulu saat baru-baru orangtuanya meninggal, Kania selaku mengurung diri bahkan tidak pernah makan berhari-hari sampai badannya kurus bahkan tidak merawat diri. Baginya ia akan lebih baik setelah menyiksa dirinya sendiri. Hal itu sangat diantisipasi oleh Dimas, karena itu ia ingin selalu ada bagi kakaknya jika ia butuh telinga untuk mendengarkan.
Seelah lelah ia akan tertidur dan keesokan harinya akan lebih baik.