Lolly melirik Herrin, dan adiknya itu kemudian mengangguk.
"Apa benar tidak apa-apa Denzel, tapi jika nanti kamu keberatan! Tidak apa-apa untuk bilang padaku."
Denzel tersenyum lebar dan mengangguk,"Deal!" Ucapnya.
Lolly sangat senang, ia bahagia karena mendapat sewa murah dengan fasilitas mewah dirumah Denzel. Toh jarak kantor dan sekolah Herrin dari rumah Denzel tidak terlalu jauh.
"Denz aku ke kamar dulu ya, sebentar!" Ucap Lolly.
Ia mengangguk, melihat gadis itu bangkit dan berjalan ke kamarnya.
Herrin kemudian menggeser duduknya dan mendekatkan diri pada Denzel. "Pak, apa bapak suka kak Lolly?" celetuk remaja sekolah menengah atas itu.
Denzel menaikan satu alisnya. "Bagaimana kalau iya? apa kamu merestuinya?" jawabnya diikuti senyum di wajah manisnya.
Herrin mengerjap beberapa kali. "Benarkah? bapak tau dia sangat cerewet? dia sampai diselingkuhi sama pacarnya dan ditinggalkan baru-baru ini," ucapnya.
"Ditinggalkan? siapa yang berani menyakitinya?" lirih dia