Hans, Dara dan Mahendra pulang ke rumah di sambut dengan wajah masam Melinda.
"Kalian ini tidak punya otak sama sekali! Bisa-bisanya datang ke pesta pertunangan Gadis. Apa kalian lupa bahwa kita ini sudah dipermalukan? Sebagian dari kawan-kawanku tau jika Dara akan menikah. Tapi, yang terjadi adalah dia yang bertunangan. Dan kau malah datang dengan senyuman ke sana!" seru Melinda.
"Dia adalah anakku yang sah! Jadi, dengan siapapun dia menikah dia tetap akan menjadi menantu," kata Hans.
"Kau berikan yang terbaik untuk anakmu dari wanita itu, sementara anak-anakku? Kau biarkan Dara sakit hati dan menahan malu!" pekik Melinda dengan kesal. Ia merasa saat ini Hans begitu membela. Susah payah ia mengincar kedudukan supaya anak-anaknya mendapatkan prioritas.
Mahendra menghela napas panjang dan mengembuskannya dengan kasar.