Chereads / Iam Shadow Wife (Indonesia) / Chapter 3 - Kekasih Suamiku

Chapter 3 - Kekasih Suamiku

"Aku tidak terima pernikahan ini. aku yang seharusnya jadi istrimu, mengapa wanita sialan itu ada di apartemenmu ini hah?. Raka apa kau tidak sadar akulah satu-satunya wanita yang selalu menginap di apartemenmu ini" bentak wanita itu penuh emosi.

Aku duduk dikursi dekat jendela menundukkan kepalaku, untunglah Jane datang dan membantuku lepas dari tamparan wanita itu. aku mencuri pandang wanita itu yang kini duduk disofa bersama Raka. "aku seperti mengenal wanita itu"fikirku. tapi aku tidak berani melihat kearah wanita itu terlalu lama

"Ayolah Amber, kau membuat keributan disini. apa kau mau karirmu sebagai seorang artis hancur?" ucap Raka dengan tenang, seperti Raka sudah terbiasa menghadapi wanita yang tempramen itu. aku tertegun "dia Amber Wilson? Artis yang sedang naik daun karena film horor itu? kenapa dia merubah warna rambutnya?" batinku dalam hati. hanya sedikit aku tau siapa Amber, terakhir yang kulihat ia memiliki rambut panjang dan berwarna hitam. Sekarang ia memotong rambutnya,model curly dan berwarna pirang.

"aku tidak peduli dengan karirku, Aku ini kekasihmu,baru beberapa minggu aku ke luar negri dan ini yang aku terima setelah kembali? kau menikah tanpa sepengatahuanku dengan jalang itu. ceraikan dia hari ini juga" ucap Amber telak. Sontak aku menggelengkan kepalaku, terlebih aku mendengar kalau Amber kekasih Raka "tidak, kenapa kau ingin melakukan itu" protesku tidak tahan.

"aku tidak sedang berbicara denganmu wanita jalang" jawab Amber kasar padaku. Raka memukul meja membuat aku dan Amber terkejut "cukup. Amara, siapa yang menyuruhmu berbicara hah? diamlah. Dan untukmu Amber, kau tau aku melakukan ini semua karena terpaksa. Kau juga tau siapa yang aku cintai kan, sudahlah jangan membuat karirmu hancur dan jangan menambah masalahku, okay" Raka berdiri dibelakang Amber dan mencium pucuk kepala Amber

Dengan angkuh Amber tersenyum sinis padaku, aku langsung menundukkan kepalaku, meremas kedua tanganku tidak tahan melihat mereka. Padaku Raka selalu kasar, sementara dengan wanita lain Raka berprilaku lembut. "Baiklah, aku akan membiarkan ini sampai kau bosan bermain-main dengan wanita sialan itu. Raka, kau tau aku sangat mencintaimu kan? aku tidak akan melepaskanmu. Dan untuk kau jalang, jangan berharap lebih karena Raka hanya mencintaiku" ucap Amber, ia mencium sekilas bibir Raka dan berlalu pergi keluar bersama Raka.

Aku menatap sayu Raka, seperti biasa Raka tidak peduli. Ia hanya berdecak kesal dan pergi keluar. bendungan air mataku kembali runtuh dan aku menangis lagi, aku memegang dadaku yang terasa sesak "tidak, ini tidak benar. aku sangat terluka, tidak, ini sangat sakit" tangisku.

Jane menghampiriku mengusap pundakku "sudahlah nyonya, matamu masih bengkak dan sekarang kau menangis lagi. Kau hanya akan melukai dirimu" ucap Jane memberikan perhatiannya padaku. tidak peduli bagaimana aku menahannya, air mataku tetap memksa untuk keluar.

*******

Aku melewati malam tanpa Raka, aku tidak diperlakukan sebagai seorang istri sama sekali. Aku berdiri didepan cermin, Jane benar. wajahku sudah seperti mayat hidup. Beruntung beberapa hari belakang ini aku tidak melihat yang aneh-aneh dengan mataku ini.

"kenapa kau berdiri di depan cermin seperti itu hah?.kau menyesal karena sudah menangis? aku fikir kau sudah berhenti menangis" ucap Raka yang datang tiba-tiba. aku menyatukan alisku "aku menangis atau tidak, apa kau peduli?. Raka apa tujuanmu menikahiku, jika memang kau tidak mencintaiku kenapa kau menikahiku" tanyaku memberanikan diri

"kau tidak berhak bertanya padaku, dan aku juga tidak ingin menjawabnya. Apa yang kau harapkan?" Raka mendekatiku "katakan padaku, apa yang kau fikirkan?" desak Raka membuatku berjalan surut ke belakang dan tersandar ke meja riasku. Raka menyeringai "aku tidak peduli pada wanita karena aku bisa mendapatkan mereka dengan mudah, aku memiliki harta yang banyak, dan aku bisa melakukan apapun yang aku mau. jadi mengapa kau berbicara hal konyol seperti 'cinta' padaku" ucapan yang telak mengenai hatiku

Mataku dan Raka saling beradu tatap, aku mengepal tanganku hanya untuk berdiri tegar "sampai kapan kau berniat mempertahankan pernikahan ini?" tanyaku. Raka berdecak kesal "jika sudah waktunya untuk menceraikanmu, aku juga akan ceraikan. Untuk sekarang aku tidak mau" garis senyum menyungging dari Raka mengiris perasaanku

"aku bukan mainan" bentakku meskipun nada suaraku tidak keras. Raka mendesah berat "bagiku kau hanya perempuan lemah yang menjijikkan. Menurut dengan Mom mu yang setiap hari menyakitimu. Kau fikir aku tidak tau bagaimana selama ini kehidupanmu, lalu apa? setelah bercerai kau juga akan kembali ke rumah itu kan. hahahaha" Raka tertawa angkuh

"Arghhhhh" teriakku frustasi dan mendorong tubuh Raka menjauh dariku, air mata kembali mengalir tanpa kuminta. "jangan berlebihan, jalani saja hidupmu" ucap raka tenang. ia berniat untuk kembali pergi tapi aku menarik tangan Raka dan meletakkan telapak tangan Raka diatas kepalaku "aku bersumpah atas hidupku, aku bersumpah atas nyawaku. Aku akan membuat kau mencintaiku, bahkan sampai di titik dimana kau tidak akan bisa melupakanku, dan setelah kau jatuh cinta padaku, aku akan meninggalkanmu tanpa rasa kasihan. aku akan pergi darimu tanpa melihat kebelakang. Aku berjanji padamu untuk itu" ucapku

Raka langsung menarik tangannya dari kepalaku "sialan kau, aku tidak peduli" bentak raka dan berlalu pergi. aku terduduk dilantai menangis untuk sekian kalinya "kita lihat saja Raka. aku bersumpah pasti akan membuatmu jatuh cinta padaku. aku akan membuat kau tidak berdaya ketika aku meninggalkanmu. Hidupku sudah cukup menderita, sudah cukup ini semua, tidak lagi" gerutuku

Untuk sesaat aku melihat tujuan, atau mungkin ini lebih ke balas dendam. Aku menikah dengan pria yang kasar, sementara orang-orang diluar sana justru mengatakan aku bahagia menikahi pengusaha kaya peringkat satu di kota ini. dihari pertama pernikahanku saja aku sudah terancam diceraikan, disakiti oleh setiap wanita yang dijadikan mainan oleh Raka.

Tapi aku tidak peduli, aku meyakinkan diriku untuk bertahan dengan tujuanku. Balas dendam ini kulakukan karena aku merasa kecewa, aku bahkan sempat menyukai raka pada pandangan pertama. Sungguh api balas dendam sudah membara dihatiku.