Jeslyn menatap langit berwarna violet kebiruan,menghitung sudah hampir sebulan dirinya tinggal didunia novel ini.berada dalam tubuh yang membuat jeslyn tersenyum samar,setidaknya dia masih memiliki kasih sayang karna menempati tubuh ini.
Dunia novel yang dulu hanya ilusi kini merangkak menjadi kejadian nyata yang dirasakan oleh jeslyn,dimana dirinya berada dalam sebuah novel Prince Of Death. novel terakhir yang dia peluk sebelum pergi dari dunia yang mengikat leher nya. yang dimana kini dirinya menempati tubuh jeslyn sang antagonis yang memiliki kasih sayang berlimpah dari keluarga nya.
Jika alurnya sama dengan apa yang dia baca,maka kemungkinan besar jika dia ingin hidup lama harus menjauh dari pangeran agar tidak mati dihukum penggal karna meracuni selir kesayangan nya,cinta pertamanya.
dan awal pertemuan mereka yang membuat jeslyn sampai memiliki obsesi gilanya adalah hari ini.hari di mana dirinya menjalani debutante nya dan berakhir merengek meminta berdansa dengan pangeran kepada ayah dan kakaknya.ck benar-benar kekanak-kanakan.
"Lady jeslyn,kereta kuda sudah siap"—sedikit tersentak jeslyn menoleh kearah pintu yang sudah ada pelayan di sana,maka dengan sedikit kesusahan karna gaun panjang nya jeslyn berjalan menuju ruang depan dibantu para pelayan yang tidak ada habisnya terus memuji dirinya.
hingga dirinya sampai pada kereta kuda yang sudah ada Lucas Carlos Athela sang kembaran tersayang nya yang memakai setelan senada dengannya sudah menunggu nya untuk berangkat bersama ke istana untuk merayakan hari debutante mereka.
"ayo masuk,ingat kata kak jayden nikmati pestanya dan buat para bangsawan terpikat oleh keturunan athela."
Kembaran nya itu terus berbicara, menceritakan tentang debut sang kakak pertama mereka jayden yang empat tahun lalu menjalankan debutante nya yang berbarengan dengan putri kaisar yang kini sudah bertunangan dengan putra mahkota dari negri sebrang.
"sini tangan nya,dijamin semua nya bakal iri karna kamu adik seorang lucas. yang beruntung punya kakak seganteng dan se gantle ini."—dengan pedenya lucas berjalan menuju pintu masuk dengan menggandeng jeslyn disamping nya.
dan ketika mereka sampai sudah banyak para bangsawan yang datang dengan penampilan terbaik mereka,dan dengan bantuan Lucas. jeslyn turun dari kereta kuda sambil sesekali merapihkan gaun nya sampai perhatian nya teralihkan pada sang kakak pertama yang sudah berada dalam aula bersama ayah dan ibu mereka.
"KAKAK!"jeslyn berteriak saat melihat sang kakak yang nyaris dua Minggu ini tidak dia temui dan sekarang makin tampan dengan setelan yang senada dengan ayah dan ibu mereka.
"hai baby."ayahnya yang menyapa duluan saat melihatnya dengan Lucas disampingnya, memberikan kata ucapan pada si kembar dan berakhir dengan pelukan manis dari sang ibu.
"wow mom,jangan memeluk ku.banyan lady bangsawan disini.aku terlihat seperti anak kecil."lucas memperotes tapi tak urung membalas peluka sang ibu sedangkan jeslyn kembali pada sang kakak yang kini memberikan nya sekotak hadiah.
"cincin mata Ruby sesuai pesanan lady."jeslyn terperangah sebentar sambil menatap jarinya yang kini terisi oleh cincin bermata merah pemberian kakak nya.
"I like it, thanks you my brother."dengan rasa senang yang membuncak jeslyn memberikan sedikit coan pada sang kakak yang dibalas dengan tepukan pelan pada kepalanya.
waktu terus berlalu para anggota kerajaan sudah berkumpul di kursi kebanggaan mereka ada putri Kristal Liliana Arion yang datang bersama pangeran bungsu Cadey Philips Arion serta raja dan permaisuri yang sudah duduk dengan pakaian senadanya.
Mata jaslyn melirik menatap para tamu yang sedang berkumpul bersama kenalan sesama bangsawan nya,banyak juga pria bangsawan yang menatap nya kagum namun urung saat tau siapa yang duduk disebelahnya.
sampai pada saat dimana matanya sedikit terpaku dan kaget saat melihat pria yang menolong nya itu datang dan duduk dibarisa kursi penting kerajaan dengan teriakan ucapan selamat atas debutante dia sang pangeran sang tokoh utama pria yang kelak akan memberinya hukuman dia,Jeffrian Chaiden Arison.
rasanya tubuh jeslyn hampir jatuh,apalagi rasa lelah yang menyerangnya karna sudah tiga kali dansa dengan ayah,kakak dan kembarannya dan sang tokoh utamanya baru datang di acara dansa yang ke empat kalinya? benar-benar brengsek bukan! maka dengan alasan klasik jeslyn mengamati sekitar sebelum akhirnya memilih mendekati sang ibu yang sedang berkumpul dengan para bangsawan lainnya dan juga permaisuri.
"Ibu."
"owh,jeslyn.ada apa sayang?"
"apa aku menggangu?aku rasa aku harus pulang sekarang,kepalaku terasa pening."
Jeslyn berdrama,menyandarkan kepala nya pada sang ibu dengan wajah memelas.membuat sang ibu panik kala melihat wajah pucat jeslyn.
"astaga anak ku,apakah sesakit itu"jeslyn mengangguk menatap bersalah ibunya karna terlihat panik.
"maaf untuk nyonya bangsawan dan permaisuri,seperti nya hamba harus undur diri karna putri hamba yang sedang tidak sehat."astaga jeslyn merasa benar-benar berdosa sekarang pada ibunya.
"padahal acara masih panjang,bagaimana jika putri ini beristirahat sebentar dikediaman istana."jeslyn merasakan ibunya yang sedikit kaget saat permaisuri menyampaikan keinginannya.
Jeslyn menatap kesal permaisuri karna rencana nya gagal,sedangkan sang ibu tersenyum hangat melihat bagaimana tatapan iri dari nyonya bangsawan lainnya yang permaisuri berikan untuk anak nya.
setelah ibunya memberikan jawaban tanpa keberatan seorang pelayan pun datang untuk mengantarnya pada sebuah ruangan,maka dengan kesal jeslyn menyuruh pelayan itu menunjukan arah ruangan nya tanpa perlu diantar.walaupun ada sedikit cekcok akhirnya jeslyn yang menang.
Jeslyn kembali mengoceh panjang,meruntuti dirinya yang meminta berjalan sendiri menuju tempat istirahat nya dan berakhir tersesat di istana yang besar ini.
"karna aku lelah berjalan,mungkin duduk ditaman bukan masalah besar."—jeslyn duduk dikursi taman menikmati semilir angin dengan harum bunga yang menggoda hidung nya.
Membuat kesadaran nya perlahan menipis karna rasa tenang dan harum bunga yang memabukan,setidaknya dia berhasil sedikit plot dimana dirinya yang harus nya berdansa dengan pangeran kini berada di taman istana tanpa ikut dalam plot cerita semuanya terasa baik baik saja.sampai seorang pria tampan datang dan duduk disebelah nya memberikan mantel hangat nya di pundak jeslyn yang telah kehilangan kesadaran.
"ternyata dunia memang sesempit itu"
[]