Dalam waktu beberapa menit, Clara kembali berbalik sedangkan tiba tiba saja terdengar suara yang membuat mereka terkejut. Brak! Bam! Seolah olah sedang mati lampu di luar dan dia terperangkap di dalam lift disaat Clara sedang malu malu kucing berada di sebelah nya Rio.
"Eh? Ini kenapa Rio? Ri? Eh, ini beneran ga bisa di buka loh." Kata Clara yang mulai panik sekali.
"Kayaknya lift nya rusak deh. Aduh... Kenapa bisa sih?! Benar Ra..."
Rio mencoba untuk menendang lift nya, namun tidak terjadi apa apa, kini dia dan Clara benar benar terperangkap disana. Hingga sebuah layar monitor di lift itu terbuka dan menampilkan suara voice dari seseorang.
"Maaf dikarenakan adanya pemadaman lampu total di Kota Malang. Mungkin membutuhkan waktu 5 jam an untuk bisa membuka lift nya." Kata sang petugas.
"Hey! Yang benar saja! Bagiamana jika kita mati kelaparan hah?! Ga mau tau! Pokok nya harus dibenerin sekarang! Kalau ngga aku tuntut yah!" Bentak Rio dengan mengancam.
Tinggg.... Suara monitor itu terus berdenging dan membuat Rio jadi mematikan nya segera. Dia benar benar membuat nya lelah sekali. Dan dengan kesal nya Rio mematikan monitor itu sendiri. Tak peduli sudah dia mungkin akan mati disini dengan Clara. Astaga padahal dia belum menabung amal baik nya selama di dunia ini. Uh! Sungguh melelahkan sekali dunia ini...
Clara terduduk di lift itu dengan pasrah sekali, dia mengecek tas yang dia bawa hanya ada dua Snack dengan 1 botol minum yang sudah dia minum sedikit.
Rio yang ada di sana menatap tas nya yang mengempis, sialan dia hanya membawa satu botol air minum saja.
"Kamu tidak lelah Rio?" Tanya Clara dengan membuka Snack nya dan memakan nya.
Selama 5 jam kedepan mereka harus menghemat makanan dan minuman ini.
"Jangan habiskan semua nya yah, nanti siapa tau kita akan lapar di malam hari." Kata Rio dengan mengecek jam tangan nya, rupanya sudah jam setengah 6 malam. Mereka akan pulang sekitar jam sebelas an.
Clara mengangguk dia mengunyah makanan nya dan baru sadar apa yang akan terjadi selama 5 jam kedepan ini. Jika dia tidak bisa keluar sampai jam setengah sebelas malam, tanda nya, dia dan Rio harus tidur bersama di dalam lift ini? Astaga!
Kenapa Clara baru saja sadar nya sekarang? Dasar otak bodo yang tidak pernah di rawat itu, sungguh Clara jadi merasa takut dengan pria ini.
"Kenapa?" Tanya Clara dengan mundur sedikit dari tubuh nya Rio.
"Mm... Rio, apakah kita akan tidur berdua disini? Beneran?" Tanya Clara dengan memegang tubuh nya, takut jika Rio berbuat macam macam lagi.
Mereka sudah dewasa dan tentu saja itu membuat Clara menjadi khawatir dengan dirinya sendiri.
"Iya. Hanya tidur biasa. Tidak lebih dan tidak kurang. Memang nya kenapa?" Tanya Rio dengan tersenyum lebar.
Pikiran nya jadi kemana mana karena Clara. Dia tau sekali jika Clara sedang berpikir kotor sekarang, apalagi gadis itu baru saja di gerepe gerepe oleh pria pria tadi itu..
"Clara kenapa kamu setakut itu dengan ku? Tenang saja... Aku bukan cowok brengsek seperti mereka. Hanya... Sedikit." Kata Rio dengan tertawa lebar.
Sedangkan Clara terus terusan memukul lengan nya Rio karena merasa sangat lelah sekali di buat panik oleh cowok ini.
Clara kembali terdiam di saat cowok ini menatap nya dengan wajah yang sangat serius sekali. Padahal dia tidak melakukan apa apa selain memukul nya seperti itu.
"Hey, kenapa kamu diam saja sih?" Tanya Rio dengan melambaikan tangan nya pada muka gadis itu.
"Hm... Tidak kenapa napa hanya saja aku jadi malu ada disamping mu." Kata Clara dengan memainkan rambutnya dia sangat malu sekali memang di sebelah nya pria ini.
Dan Rio hanya membalasnya dengan senyuman lebar. Apakah dia harus beraksi lagi sekarang? Tapi gimana jika hal itu sudah kelewatan sekali? Entahlah dia hanya hanya niat untuk main main saja pokok nya.
Rio mulai menatap Clara lagi setelah satu jam berlalu dan dia mulai merasakan yang namanya bosan ada di kotak lift itu. Dia merasakan pengap dan rasanya oksigen disini sangat kurang.
"Kamu kenapa?" Tanya Clara dengan mengecek keadaan Rio.
Rio memegang dadanya dan terus memijat mijat leher nya seolah olah ada yang aneh dengan tubuh nya.
"Sesak nafas..." Kata Rio yang pura pura untuk mengerjai gadis itu.
Clara yang sangat mudah sekali percaya pun akhirnya langsung kebingungan sekali. Dia harus melakukan apa sekarang? Tidak mungkin dia memeberikan nafas bantuan kan? Itu sangat tidak mungkin sekali! Siapa yang akan melakukan nya pada Rio? Astaga ini membuat nya lelah saja sekarang.
"Ri?! Kamu bisa bernapas sekarang?" Tanya Clara dengan terus mengipaskan tubuh Rio berharap angin yang dia kibarkan pada Rio sedikit berpengaruh padanya.
"Aku tidak bisa bernapas beneran.... Ah..... Ahh..." Ucap Rio dengan terus memegang leher nya.
Clara menatap pria ini, wajah nya sangat merah sekali sekarang dan karena inilah dia benar benar tidak enak hati sekali. Akankah dia harus membuat nafas buatan pada pria ini?
"Jangan bercanda Rio!!"
Clara langsung membungkuk dan menyingkirkan anak anak rambutnya kebelakang dan mulai bersiap siap untuk mencium Rio.
Di saat Clara hendak membungkuk dan membuat nafas bantuan itu tiba tiba saja dia di kejutkan oleh sesuatu yang membuat nya marah sekali.
"Tapi bohong! Hahhaa.... Kamu kesel yah?! Iya sama aku juga! Hahahaha!!" Tawa Rio dengan terus meledek Clara.
Sedangkan Clara segera menyingkir mulut nya itu dan mencubit perut Rio. Itu akting yang sangat baik sekali, dan Clara hampir tertipu karena hal itu. Sungguh melemahkan iman nya sekarang.
"Hey kenapa kamu diam saja sekarang? Maafkan aku Clara... Kamu sebelum nya tidak pernah sediam ini loh. Hm? Kamu sakit hah?" Tanya Rio dengan mengecek kening Clara. Suhu nya benar benar aman sekali. Tapi kenapa Clara diam saja?
"Kamu tadi seperti ini... Rio? Kamu baik baik saja? Hah? Sambil di pikiran mu bingung akankah aku harus mencium Rio? Bagaimana ini?" Ucap Rio dengan mengejek dan meniru gerakan Clara tadi.
"Awas saja kamu! Ngga bakalan ku tolong jika kejadian beneran." Sahut Clara dengan makan sisa camilan nya, dan meneguk air nya dengan sangat kasar sekali. Dia bukan tipe anak yang bisa di ajak bercanda seperti itu.
Itu benar benar tidak lucu sekarang!
"Eh jangan marah dong, iya iya aku salah tadi... Tapi ekspresi mu lucu sekali. Aku tidak bisa berbohong akan hal itu." Kata Rio dengan tertawa lebar.