"Kau baik baik saja Clara?" Tanya Rio, dia mendekati gadis yang terduduk lemas di aspal dengan pakaian nya yang masih terbuka dan sobek dimana mana.
Clara menutupi dadanya dengan kedua tangan nya, dia berusaha keras untuk itu. Tapi tetap saja bagian belakang tubuh nya masih kelihatan. Rio yang tidak enak akan hal itu, melepaskan seragam sekolah nya, untung saja dia pakai baju dalaman berwarna hitam polos dengan lengan pendek.
"Pakai saja dulu. Ganti baju disana---"
"Aku takut." Kata Clara yang tidak ingin jauh jauh dari Rio dulu.
Rio menghela napas nya, dia tau sekali jika Clara takut, tapi ini malahan membuat nya canggung.
"Ganti baju disini. Aku akan tutup mata." Kata Rio dengan berbalik dan tutup mata.
"Kau... Beneran tutup mata kan?" Tanya Clara yang tidak percaya dengan Rio.
"Apa aku perlu berbalik untuk membuktikan jika aku benar benar tutup mata hah?" Ucap Rio dengan celetuk an nya itu.
"Eh iya iya sorry..."
Clara segera berganti pakaian dengan sangat cepat sekali, dia masih khawatir jika Rio mengintip nya padahal sudah jelas jelas bahwa pria ini diam saja sambil menatap sisi lainnya.
"Sudah?" Tanya Rio dengan menatap Clara yang rupanya belum mengancingkan pakaian nya.
"Ya!" Teriak Clara dengan kaget nya karena tiba tiba saja Rio berbalik dan membuat nya merinding sekali.
"Eh sorry sorry... Gue ga tau. Sekarang udah selesai?" Tanya Rio dengan terus menutup matanya.
Clara mengatakan tidak, karena itulah Rio tidak berani untuk berbalik kembali. Dan masalah nya adalah Clara tidak bisa bisa memakai baju ini adalah karena salah satu kancing nya tidak bisa di masukkan. Sepertinya kancing itu sudah agak lama karena itulah sulit untuk di masukkan.
"Kamu kesulitan memasukkan kancing nya yah?" Tanya Rio, dia sudah sering sekali meminta bantuan mamanya untuk memasukkan kancing baju nya.
"Iya." Kata Clara dengan kesusahan.
Lalu Rio berbalik dengan menutup matanya rapat rapat. Meraba dada Clara, namun akhirnya Clara memegang tangan Rio agar pria itu bisa memegang kancing nya, bukan memegang hal yang lainnya.
Rio segera memasukan nya dengan mudah sekali.
"Sudah masuk?" Tanya Rio.
"Sudah..." Kata Clara yang masih memegang tangan nya Rio.
Cekrek. Suara jepretan kamera itu terdengar sangat nyaring sekali, astaga apakah mereka ini artis? Kenapa setiap kali mereka berdua mereka selalu di foto sih?! Rupanya itu adalah salah satu teman nya Clara yang sangat jahat sekali di sekolahan.
Clara langsung mendorong tubuh Rio dan dia berlari ke teman nya, namanya adalah Mita. Dia adalah tukang bully yang lumayan terkenal di kalangan guru BK.
"Eh! Kamu ngapain yah?!" Bentak Clara dengan menyahut hp nya Mita.
Rio yang melihat keributan itu langsung mendekat sebelum Clara di Jambak oleh gadis itu. Plak! Clara mendapatkan tamparan yang sangat kasar sekali dari Mita.
"Balikin hp gue! Aduh... Jadinya kotor deh hp 14 juta gue!!!" Teriak Mita dengan heboh nya yang sangat takut sekali ponsel nya rusak dan dia benar benar takut jika ponsel nya rusak karena tangan miskin Clara yang menyentuh ponsel nya itu.
"Hai? Boleh pinjam ponsel nya ga?" Tanya Rio dengan memegang pipi Mita dan memajukan bibirnya dengan sangat dekat sekali.
Mita langsung tersenyum dan dia yang luluh dengan bibir seksi nya Rio itu langsung memberikan ponsel nya tanpa pikir panjang.
"Ini...."
Rio menatap album galeri dan dia segera menghapus foto nya, dan sebagai gantinya dia memasukkan hp milik Mita ke dalam tong sampah.
Plung. Itu benar benar masuk ke dalam tempat sampah yang sangat bau sekali dan tidak lupa, sampah sampah yang ada didalam nya banyak sekali.
"Hey!! Kenapa kamu memasukkan nya kedalam tempat sampah?" Tanya Mita.
"Mm... Daripada mulut sampah mu yang ku buang ke sana." Kata Rio dengan tertawa lebar.
Dia langsung menggandeng tangan Clara dan mereka masuk ke dalam bus umum. Duduk di kursi paling belakang, kini Rio bisa mentraktir Clara dengan naik bus umum, uang nya sekarang banyak sekali. Dan tak lupa juga Clara selalu di traktir oleh Rio sekarang.
"Eh, kamu mau beli baju ngga? Ayo beli baju..." Kata Rio dengan tersenyum lebar menatap Clara.
Sedangkan Clara masih syok sekali saat Rio memandang dadanya tanpa disengaja, itu sangat dekat sekali. untung saja Clara cepat cepat memegang tangan nya Rio.
Astaga, karena sudah SMA dia jadi sangat takut sekali berada di dekat para pria ini.
"Oh, sorry aku ga sengaja megang tadi. Maafkan aku Clar." Kata Rio dengan memegangi tangan Clara, berusaha menenangkan cewek itu.
"Jangan lakukan lagi. Jantung ku tidak bisa menjadi tenang kembali." Kata Clara dengan sangat gugup sekarang.
Turun dari bus dan masuk ke dalam mall yang sangat tidak cocok sekali dimasuki oleh orang semiskin dia. Rio yang ada di sana terus tersenyum menatap Clara dengan wajah nya yang sedikit jadi berbunga bunga.
"Ayo naik lift."
Clara yang ada disana seperti orang paling bodoh sekali, dia baru pertama kalinya masuk ke dalam mall. Menurutnya ini semua adalah hal baru sekali baginya, semua nya begitu modern sekali. Bahkan lantai mall lebih licin dari pada wajah nya. Bagaimana seseorang bisa mengepel lantai hingga seperti ini?!
"Ayo masuk..." Kata Rio dengan menutup pintu lift dan dia menatap wajah nya Clara yang rupanya memerah karena tamparan itu.
Rio menyentuh nya dan memegang nya. Nafas nya itu menyentuh wajah nya Clara. Astaga... Perasaan apa ini? Ini benar benar dekat sekali. Bahkan Clara tidak bisa pindah kemana mana karena hal itu.
"Aku... Aku baik-baik saja Rio." Kata Clara.
Rio tersenyum dia semakin mendekat kan wajah nya, Rio tidak pernah berpikir bercandaan nya itu adalah sebuah kedewasaan. Dia hanya berniat untuk menggoda Clara saja.
"Kalau merah seperti ini harus segera di obati. Dengan salep." Kata Rio dengan menjulurkan lidah nya dan mengelap bibirnya sendiri. Menggoda Clara adalah hal yang sangat dia inginkan.
"Rio..m itu terlalu dekat." Kata Clara yang langsung berbalik badan, dia malu sekali.
Bagaimana tidak?! Itu benar benar dekat sekali! Ini benar benar membuat nya tersipu malu daripada tidak memakai baju di jalan raya.
Jantung nya seolah terbang entah pergi kemana jantung nya itu.
"Kenapa Clara? Kamu malu? Hahaha... Maaf maaf aku cuma menggoda mu hahaha..." Tawa Rio seolah olah canda an nya adalah gurauan ringan yang sengaja dia buat. Astaga! Gurauan itulah yang malahan membuat nya jedag jedug karena malu.