"Kita menikah di gereja kecil, tidak perlu ada yang tau. Kecuali walimu dan pendeta." Dia tidak sanggup terus berhubungan seperti ini, dia ingin memiliki Rosse selamanya.
"No, kau tidak bisa memaksakan kehendakmu." Dia berkata dengan lancar karena Rich menghentikan permainannya, namun napasnya memburu dengan wajah yang sudah merah padam.
"Kalau begitu kita tidak akan bercinta lagi." Dia melepaskan Rosse, yang terjatuh kelantai dengan tubuh polos yang belum terpuaskan.
Dia meredam gairahnya dengan kuat, se dia sangat butuh pelepasan sekaeang, namun dia tidak menghentikan Rich yang melangkah pergi tanpa perduli kondisinya.
Dengan tertatih dia bangkit dan memungut barang miliknya lalu menaiki tangga untuk menuju kamarnya. Sesampainya dikamar dia memuaskan dirinya sendiri hingga mendapat pelepasan berkali-kali.
Namun rasanya tetaplah berbeda, apa yang Rich berikan jauh lebih nikmat dan mendambakan. Dia sangat kesal dan frustasi sekarang.