"Luci, keluarlah dan bawakan tuan Osborne teh jahe." Suster kepala mengambil alih situasi. Meski dia juga merasa terhina namun dia harus bisa menahan diri dari kesombongan pria muda di depannya ini.
"Tidak perlu, aku kemari bukan untuk menikmati teh. Langsung saja, aku ingin tau seperti apa hidup janda ayahku selama tinggal di sini."
Beatrice dan Lucia saling pandang, sudah mereka duga itulah tujuan pria ini datang jauh-jauh kemari.
Suster kepala duduk sementara yang satunya pergi meninggalkan ruangan itu, dia tidak mau mendengar hinaa lagi.
"Maaf sebelumnya, tapi untuk apa andatau tentang anak itu?" Senyumnya membuat Rich ingin muntah.
"Tentu aku harus tau, wanita seperti apa yang di nikahi ayahku. Latar belakang sangat penting untuk Osborne. Apakah dia sama seperti apa yang di katakan oleh media."
Beatrice menghela napas, "perangainya dari kecil sudah buruk, namun kami selalu berusaha memberikan yang terbaik untuknya, tapi begitu lah dia tidak bisa di kontrol."