Dulu aku sering sekali mendapat ejekan karena lemahnya diriku, di anggap cengeng dan tidak memiliki kekuatan untuk melawan. Aku hanya fi perlakukan sebagai mainan di hadapan anak laki laki pada saat itu, bahkan...
"Tidak apa - apa, lagi pula yuna ini perempuan, biarkan saja anak anak itu, nanti mama akan mengurusnya oke."
Aku tau bahwa ibu ku sangat menyayangi ku, bahkan dia terus terusan membela ku tanpa berfikir panjang, namun anak anak itu semakin menjatuhkan ku, dan menganggap ku sebagai tukang mengadu.
Namun... Itu semua berubah saat anak itu muncul di hadapan ku, anak laki laki yang manis dan tersenyum kepada ku. Dia membuat semua anak laki laki itu kabur sambil menangis kencang dan ketakutan.
"Tenang saja, mereka tidak akan mengganggu mu lagi kok."
"B-benarkah?"
"Tentu saja, mau menjadi teman ku?" Ujarnya sembari tersenyum manis kepada ku.
Mulai hari itu sampai seterusnya aku selalu bersamanya, bermain, belajar, dan bercerita bersama sama tentang keluarga kita masing masing, bahkan semenjak aku berteman dengannya tidak ada anak laki laki yang mengganggu ku lagi. Apa aku harus senang?
"Apa? Kita akan pindah rumah sekarang?"
"Iya, maaf ya mama tidak bilang apa apa ke kamu, soalnya mama terlalu sibuk dengan pekerjaan mama semenjak kepergian papa mu."
Aku pun tidak bisa menyangkal hal itu, papa ku sudah pergi dengan wanita lain, karena yang ada di pikirannya hanya rasa nafsu dan tubuh wanita. Tapi setidaknya ibu membiarkan aku untuk menemuinya sekali saja untuk kepergian ku bukan?
Kami akhirnya pindah ke sebuah apartemen yang sudah di beli dengan hasil kerja keras ibu ku selama 10 tahun lamanya, aku selalu memikirkannya dan menghayal tentangnya sebelum tidur, dan aku benar benar rindu kepadanya.
Lalu aku menginjak bangku SMP dan lagi lagi banyak pria yang menggoda ku, mereka selalu menyentuh ku sembarangan dan bertindak semuanya kepada ku, aku tau semua itu karena kelemahan diri ku yang tidak mampu melawan balik.
Pada akhirnya selama berbulan bulan aku melatih mental ku untuk mengahadapi semua anak laki laki itu, aku mulai melawan balik kepada mereka dan membuat mereka semua ketakutan.
"Jangan sentuh aku sembarang brengse*!"
Saat aku sudah lulus SMP nama ku cukup populer di kalangan laki laki, di stasiun, mall, jalan raya banyak laki laki dan perempuan yang menatap ke arah ku, tapi hal itu tidak membuat ku terganggu sama sekali.
Aku tidak peduli dengan apa yang mereka pikirkan dan apa yang akan mereka lakukan, jika mereka menyerang ku aku akan langsung melawannya, bahkan jika itu seorang preman sekalipun.
3 Oktober 2018, aku mendapat masalah saat aku kelas 10 SMA, aku membuat anak salah satu anak seorang guru babak belur karena dia berusaha untuk mendapatkan kepuasan dari ku.
Tapi sialnya kekuasaan dan uang menjadi senjata yang handal saat itu, mama menangis saat mendengar bahwa aku harus datang ke kamar laki laki itu pada saat hari itu juga, dan aku terpaksa datang ke rumahnya.
Tidak ada yang dapat ku lakukan, karena dia mengancam ibu ku, dan akan membuat ibu ku menderita seumur hidup, aku sudah mulai melepas satu persatu pakaian ku malam itu, sambil menangis dan memohon agar waktu terulang kembali.
Brak!* Seseorang mendobrak pintu kamar.
Suasana hening, aku hanya bisa diam saat itu, pria misterius yang tiba tiba mendobrak pintu itu terkejut setelah melihat apa yang baru saja terjadi kepada ku.
"Apa yang dia lakukan pada mu?"
Aku tidak bisa menjawab pertanyaannya. Takahiro, pria yang ingin bersenang senang dengan ku itu menatap pria itu dengan penuh ketakutan.
"Takahiro... dengar ini, aku tidak keberatan jika wanita ini adalah pacar mu, tapi satu hal yang perlu kau ingat adalah... Kau orang yang paling bejat di antara orang bejat yang ku temui."
"Kau sudah melukai adik ku, keluarga ku, jangan kau anggap kau memiliki kekuasaan kau bisa melakukan segalanya, tapi! Aku akan menghukum mu atas apa yang kau lakukan pada adik ku!"
Malam itu menjadi malam paling mengerikan dalam hidup ku, memukul orang sampai babak belur sudah membuat ku cukup kasihan dan langsung membiarkannya kabur, tapi orang ini dia terus memukuli Takahiro tanpa belas kasihan.
"Apa kau pacarnya?"
Aku menggelengkan kepala*
"Begitu ya, apa kau baik baik saja?"
"Hmm, aku baik baik saja, tapi tangan mu... "
"Ini luka kecil saja aku tidak apa apa, oh ya... Entah mengapa aku seperti mengenal mu."
"Aku... Yuna, si ratu kejam kata orang orang."
"Angkat tangan ini polisi!"
Aku terkejut dengan apa yang tiba tiba terjadi, namun setelah aku melihatnya dengan baik, rupanya orang itu sudah pergi dan melarikan diri.
Paginya aku mendapat tuduhan bahwa aku yang melakukannya, namun bukti dari CCTV berhasil membuat keadaan berbalik, meski nama ku tidak sengaja tercemar akibat rekaman di mana aku saat berada di kamar.
"Ya... Setidaknya aku masih belum berbuat apa apa dengan Takahiro, jadi aku aman."
"Siapapun diri mu, aku pasti akan membalas perbuatan mu suatu hari, pasti!"
[To be continued]