Sentuhan lembut Din yang membasahinya terdengar sangat atraktif melalui telinganya membuat tubuhnya gemetar dalam rangsangan. Nan bisa melihat mata Din yang antusias menunggu apa yang ingin dia lakukan selanjutnya. Nan yang tadinya menahan diri karena keinginannya membuat Din kehilangan akal, berakhir di jebakannya sendiri.
Din melihat Nan yang sudah kehilangan akalnya dan mulai bermain dengan caranya sendiri. Pemandangan itu sungguh berbahaya baginya. Selagi Nan melakukan segala yang dia sukai dan menggerakan pinggulnya seolah tidak ada hari esok, dia menginginkan lebih. Dia ingin membuat Nan lebih gila dari pada yang dia lihat saat ini.