Ayah Nan sangat terkejut melihat berita itu. Dia bahkan melihat foto bertema mereka berdua yang baru saja dirilis agensi Din. Dia pikir mereka benar-benar pasangan yang hebat. Dia tidak pernah berpikir bahwa dia akan meninggalkan putrinya kepada seseorang secepat ini. Yah, dia memang sudah mulai dewasa ketika dia memutuskan untuk tinggal sendiri di Bangkok. Tapi, itu masih mengganggunya.
Ketika dia masih melamun memikirkannya. Nan dan Din tiba di rumahnya. Dia menyambut mereka.
"Halo, gimana perjalanan kalian?" Dia menyapa mereka.
Nan berkata, "Gak ada apa-apa kok, Yah. Kita memutuskan buat dateng ke sini dulu."
"Ah, oke ayah ngerti." Ayahnya pergi ke dapur dan menyiapkan teh untuk mereka.
Nan merasa ada yang aneh dengan ayahnya. Selama yang dia tahu ayahnya sangat ceria setiap bertemu dengannya kapanpun. Tapi, saat itu dia tidak terlalu ceria malahan terlihat sedikit sedih. Dia sepertinya menyembunyikan sesuatu atau ada sesuatu yang ingin dia katakan.
