"Terpana?" Din bingung kenapa dan dengan siapa Nan terpana.
"Iya, terpana sama muka ganteng pacar gue sendiri," kata Nan sambil menatapnya.
Din terkejut dan butuh beberapa detik sampai dia mengajukan pertanyaan padanya, "... Apa cuma karena muka gue?"
Nan mendekatkan wajahnya ke Din untuk mengamati wajahnya, "Hm… Coba gue liat dulu… Lo tau gak? Bentuk alis lo yang tebal cocok banget buat ada di bagian muka lo, gue pikir hidung lo punya bentuk yang sempurna, bibir lo, gue suka banget dan yang paling favorit gue adalah mata lo. Lebih gelap dari yang pernah gue liat sebelumnya, entah kenapa rasanya gue damai di tatapan lo." kata Nan.
Sebenarnya, Din mengajukan pertanyaan itu karena takut Nan hanya menyukai wajahnya, tapi dia malah tertawa dengan pemikiran konyolnya itu. "... di mana lo belajar ngomong hal-hal romantis kaya gitu?" tanya Din
"Gue gak belajar kok, gue cuma sering liat aja," jawab Nan sambil menatapnya.
