"Nan.." Din memanggil Nan. Nan marasa senang dan tidak dia sadari bahwa dia sudah melamun cukup lama sambil menatap Din dan Charm bersama.
"NAN!" Nan tidak bergerak sedikitpun dan masih tersenyum sendiri.
Charm menepuk tangannya tepat di depan telinga Nan. Dia akhirnya sadar.
"Ah! Apa? Kenapa? Apa yang terjadi?" tanya Nan bingung.
"Kenapa lo senyum-senyum sendiri? Agak takut gue liatnya," tanya Charm.
"Oh! Bukan apa-apa, kok!" Nan mengalihkan pandangannya dari Charm dan melihat ke arah Din. Ketika matanya bertemu Din, Din menatapnya sambil menahan senyumnya. Dia tahu rahasia Nan sehingga Nan tidak terkejut bahwa Din memergokinya. Nan berpura-pura tidak menyadarinya dan dia bertanya.
"Gimana perasaan lo sekarang?" tanya Nan.
"Sedikit lebih baik. Gue masih gak bisa gerakin semua bagian badan gue. Rasanya semua kelelahan gue lagi disedot keluar." kata Din dengan analogi anehnya.