Chereads / Tempat Tertinggi / Chapter 19 - Ayo Segera Berpetualang

Chapter 19 - Ayo Segera Berpetualang

Setelah kepulangannya Reyzo, Inara akhirnya mulai secara resmi tinggal bersama dengan Rudy.

Dan sekarang Inara selalu menemani Rudy dalam setiap latihannya. Mereka berdua melakukan latihan fisik di pagi hari dan pada malam harinya mereka berdua melakukan meditasi.

Yah, pagi latihan fisik, dan malam meditasi. Pagi latihan fisik, dan malam meditasi, pagi latihan fisik, dan malam meditasi, latihan fisik, meditasi, latihan fisik, meditasi, nananana, nananana.

Tapi ada saat-saat ketika Inara sudah tertidur pulas, wujud psikis Rudy tersebut menyelinap ke Pegunungan Es dan di sana dia menyerap energi ManaCube, dan melakukan beberapa percobaan secara rahasia.

Begitulah aktivitas yang selalu Inara lakukan setelah dia tinggal bersama dengan Rudy. Dia yang seharusnya berperawakan imut dan mungil tersebut mulai merasa aneh karena saat ini dia terlihat sedikit berotot. Dan, yah, setelah 3 minggu berlalu dia akhirnya berhenti mengikuti porsi latihan yang sama dengan Rudy, Karna sudah jelas Inara tidak mau jika nantinya dia berubah menjadi gadis dewasa yang kekar.

=========================

Lanjut ke cerita...

"Eh, Rud? Pelan-pelan, ini pertama kalinya Saya melakukan hal semacam ini?"(Inara)

"Emmmm, ya ini udah yang paling pelan kok. Tahan sebentar lagi, ya?"(Rudy)

"Urgh. Udah lepas, lepas Rud! Saya sudah tidak tahan lag,"(Inara)

"Ehem, ya, maaf. Hehehehe, Saya terbawa suasana. Emmm, seharusnya Kamu lebih sering lagi melakukan peregangan otot mulai dari sekarang?"(Rudy)

"Eemmm yah, terimakasih."(Inara)

"Yah, sama-sama, kita kan Teman. Fufufufu."(Rudy)

"Iiihhhh! Udah ah. Saya mau mandi dan membuat sarapan juga. Kamu lanjutkan latihan sendiri saja!"(Inara)

Ok, jangan berpikir kejauhan karna yang barusan mereka lakukan hanyalah gerakan peregangan untuk otot kaki biasa. Yah, tadi itu Inara duduk dengan kedua kaki yang diluruskan ke arah depan, kemudian dia menundukan tubuhnya hingga kepalanya mencium kedua lututnya, danan Rudy lah yang membantu Inara untu menahan tubuhnya itu agar tetap menunduk.

(Sepertinya saat ini Author dengan sengaja membuat kalimat percakapan yang akan membuat para pembacanya berfantasy agak liar!)

Lanjut...

Karna tidak tahan dengan latihan yoga tersebut, Inara pun berhenti melakukannya. Dia menggunakan mandi sebagai alasannya untuk mengakhiri ini.

Lantas, Kenapa pagi ini mereka berdua malah berlatih yoga?

Itu karna Inara tidak mau melakukan latihan fisik ala Rudy yang biasanya, oleh sebab itu pagi ini dia meminta Rudy untuk melakukan jenis latihan yang berbeda.

Yah, tentunya jenis latihan yang lebih cocok untuk seorang wanita. Dan setelah berfikir, Rudy akhirnya mengajak Inara untuk melakukan gerakan yoga seperti yang sedang mereka lakukan barusan.

Inara yang baru pertama kalinya melakukan gerakan yoga pun kesakitan karna badannya memang sedikit kaku.

Yah, hal itu wajar. Karna selama bersama dengan Reyzo, Inara hanya melakukan kegiatan kantoran biasa, dia dan Reyzo sama-sama tidak pernah berolah raga sama sekali.

Yah, mungkin itu karna Reyzo adalah orang yang berpikiran simple.

Lanjut...

Inara bergegas masuk ke dalam rumah, dia meninggalkan Rudy yang masih saja melakukan gerakan yoga di halaman belakang rumahnya.

"Hemmmm, latihan ini bagus juga ternyata? Yah, sepertinya Saya akan menambahkan yoga ini di porsi latihan tetap Saya. Hemmm?"(Rudy)

Rudy yang memang maniac latihan, mulai memikirkan ide-ide aneh lainnya dan waktu pun berlanjut...

Setelah menyelesaikan latihan rutinnya, Rudy langsung pergi ke ruang makan tanpa mandi lagi. Di sana Inara sudah duduk manis dan menunggu kedatangannya tersebut.

"Emmmm, Kamu masak nasi goreng, yah?"(Rudy)

Rudy bertanya pada Inara.

"Huuuuuu, jelas bukanlah? Ini adalah menu lengkap dari satu meja makan yang dirangkum dalam satu piring! Xixixixixi"(Inara)

Rudy merasa de javu setelah mendengar jawaban Inara tentang nasi goreng ini!

Yah, dia juga pernah mengatakan hal yang sama kepada Dina ketika dia memasakannya nasi goreng waktu itu.

"Eeehh, dari mana Kamu mendapatkan penjelasan tentang nasi goreng yang seperti itu?"(Rudy)

Rudy yang penasaran pun bertanya pada Inara.

"Emmmm, Niisama yang selalu mengatakannya. Kenapa Kamu sepertinya kaget setelah mendengar hal itu, Rud?"(Inara)

"Tidak apa-apa, tidak apa-apa, Saya hanya kagum saja dengan penjelasan Kamu yang barusan itu. Ehem."(Rudy)

Sekarang Rudy akhirnya ingat, setiap kali dia memasak nasi goreng dan apabila ada orang yang bertanya pada saat itu maka dia pasti akan selalu memberikan jawaban yang sama. Menu lengkap satu meja makan yang dirangkum dalam satu piring!

Yah, itulah yang namanya Nasi Goreng. Karna sepiring Nasi Goreng terdiri dari Nasi, Sayuran, Buahan, yaitu Tomat dan Cabe, Irisan Ayam, Telur, kadang juga pake Sosis atau bisa juga diisi dengan isian-isian lainnya, dan biasanya itu juga ada Krupuknya. Dan inilah yang menjadi dasar dari pemikiran Rudy tentang apa itu Nasi Goreng.

"Ehem. Tidak perlu dipikirkan, ayo kita segera sarapan?"(Rudy)

". . . ? Ok"(Inara)

Inara masih sedikit merasa janggal, tapi tetap saja mereka berdua akhirnya melanjutkan sarapan pagi tersebut.

Sambil makan, mereka juga melakukan obrolan santai sesekali dan bercanda seperti layaknya sepasang kekasih, bahkan setelah menghabiskan makanannya, mereka berdua masih melanjutkan obrolan mereka itu dimeja makan tersebut.

"Emmmm, Inara? Apakah Kamu sudah mengemasi barang-barang Kamu?"(Rudy)

"Yah, sudah semuanya."(Inara)

"Ok, karna malam ini kita akan pergi ke bagian paling selatan dari dunia ini. Tempat itu nanti akan sangat dingin, jadi Kamu harus membawa jaket yang tebal, ok?"(Rudy)

"Malam? Bukannya Kita berangkatnya pagi besok, Rud? Lagian, kenapa juga harus berangkat malam-malam, Aneh?"(Inara)

Mendengar perkataan Rudy, Inara pun bertanya.

"Yah, karna kita berdua akan terbang sendiri ke sana tentunya?"(Rudy)

Rudy menjawabnya dengan mudah seperti biasanya.

"Eh? Emang Kamu punya pesawat sendiri? Terus apakah Kamu bisa memilotinya? Jangan bercanda deh, Rud?"(Inara)

" . . . ? Pesawat apaan? Emmmmmm kita akan terbang seperti ini?"(Rudy)

Mendengar Inara yang sepertinya telah salah mengerti maksudnya, Rudy pun menunjukan contoh terbangnya secara langsung pada Inara.

"Ehhhhhhhh? Apa-apaan ini? Rud? Eeehh? Berhenti, berhenti, Rudy!"(Inara)

Rudy menggunakan kekuatan psikisnya, kemudian dia menerbangkan Inara berserta kursi yang sedang didudukinya, meja makan, piring, gelas, sendok, garpu, dan juga ke 3 kursi kosong yang berada di sana. Dan saat ini semuanya terbang sekitar 1 meter di udara sehingga itu membuat Inara kaget dan berteriak ketakutan dan meminta agar Rudy segera menghentikannya.

Yah, Rudy memang pernah menunjukan kekuatan psikisnya tersebut kepada Inara. Tapi sayangnya saat itu Inara tidak pernah berfikir bahwa dengan kekuatan psikisnya tersebut Rudy akan mampu melakukan hal-hal yang telah jauh melebihi ekspetasinya!

Tapi sayang sekali saat ini Author kembali berbohong kepada para pembaca demi untuk memperbanyak kata pada setiap episodenya. Uhum.

Sebenarnya inara tidak terlalu mengingat saat ketika Rudy menunjukan kekuatan psikisnya kala itu. Karna dua momen ketika Rudy mengeluarkan kekuatan psikisnya adalah saat ketika Inara kaget melihat Rudy yang hanya menggunakan handuk saja dikamar, dan yang ke-2 adalah saat momen haru adik-kakaknya bersama Reyzo yang diganggu oleh Rudy.

Yah, saat kedua momen itu terjadi, pikiran Inara sedang blank sehingga dia tidak terlalu menfokuskan dirinya untuk memperhatikan kekuatan Rudy.

Lanjut ke cerita.

"Yah, terbang seperti ini maksudnya? Fufufufufu hebat, kan? Jika kita terbang seperti ini pada siang hari, tentu akan repot jika sampai dilihat oleh orang lain, kan? Fufufufufu."(Rudy)

"Ya, ya, Saya mengerti. cepat turunkan Saya sekarang!"(Inara)

"Ok. Fufufufufu."(Rudy)

Setelah melihat Inara yang terlihat takut, Rudy akhirnya menurunkan inara beserta semua benda lain yang dia terbangkan itu kembali ke posisi semula. Lalu Rudy kembali menggoda Inara.

"Bagaimana menurut Kamu?"(Rudy)

"Urgh, yah, meski Kamu sudah pernah menerbangkan Saya juga waktu dikamar itu, Saya masih sedikit tidak percaya bahwa itu adalah kenyataan! Huuuuu."(Inara)

"Fufufufufu, Saya bahkan bisa menerbangkan Kamu beserta rumah ini, jika Kamu mau? Bagaimana? Apakah Kamu mau mencobanya?"(Rudy)

"Tidak akan! Huuuuuuuuuu. Emmm ya, apakah nanti Saya juga bisa melakukan hal yang seperti ini, Rud?"(Inara)

Setelah melihat semua hal menakjubkan yang telah dilakukan oleh Rudy, Inara pun kembali bertanya apakah nanti dia juga bisa melakukan hal yang semacam ini.

"Emmmmmm? Yah, mungkin saja? Itu tergantung seberapa besar energi psikis yang akan Kamu miliki nanti. Itulah sebabnya kita akan pergi lebih awal dari yang seharusnya, karna untuk satu minggu ke depan Saya akan melatih Kamu di sana dan Kamu juga harus menyerap energi dari ManaCube untuk memperbesar kapasitas energi Roh dan juga energi Psikis Kamu. Ehem. Yah, Saya juga, pastinya."(Rudy)

"Oh? Ya, ya, kalau begitu mohon bimbing Saya untuk kedepannya? Ehem, maksud Saya, latih Saya? Yah, latih Saya maksudnya!"(Inara)

" . . . ? Emmm ya, itu sudah pasti? Mau bagaimana pun kita kan Teman, ckckckckck.(Rudy)

Setelah mengatakan itu dan tertawa mengejek, Rudy langsung berlari meninggalkan meja makan.

"Tidak ada yang mau jadi teman Kamu! Aaaaaaaaa . . . jangan lari Kamu? Dasar Rudy, awas Kamu nanti?"(Inara)

Entah kenapa inara marah hanya karna kata-kata Rudy yang barusan.

Yah, kata kita kan Teman.

Mungkin karena Inara ingin Rudy menganggapnya lebih dari seorang Teman?

Yah, sepertinya Inara yang masih berusia 18 tahun itu sedang berada pada masa-masa romansanya!

Apalagi bagi dia, hari-hari yang dia jalani bersama Rudy saat ini sangatlah menyenangkan.

Jadi, wajar saja jika Inara berharap lebih. Yah, Rudy pun juga merasakan hal yang sama saat ini. Itulah sebabnya Rudy selalu mengalihkan pembicaraan setiap kali dia mulai merasakan gejolak di dalam dadanya.

Tapi karna Rudy yang memang sudah jenius sejak lahir, bukan saja dia sangat pandai untuk menilai situasi, dia bahkan jauh lebih pandai lagi dalam hal mengendalikan situasi. Dia selalu dengan pintar mengendalikan hal tersebut mengarah ke arah yang dia inginkan, sehingga sampai saat ini Inara masih juga belum menyadari bahwa Rudy juga memiliki perasaan yang sama dengannya.

Lanjut ke cerita...

Rudy dan Inara yang ngos-ngosan setelah main kejar-kejaran, kini sedang berbaring di atas rerumputan yang ada dihalaman belakang rumahnya Rudy. Mereka berbaring bersebelahan sambil menatap ke langit pagi menjelang siang yang kebetulan sedang cerah.

Karna Inara saat ini sedang merasa bahagia, dia pun menoleh ke arah Rudy dengan kedua bola matanya yang indah, sambil merengek seperti anak kecil, Inara berkata kepada Rudy.

"Rud, Rud? Ayo kita pergi berpetualang sekarang. Tidak apa-apa juga jika ada orang yang melihat Kita terbang, kan? Hey? Rud? Rud?"(Inara)

Inara terus merengek meminta untuk segera pergi berpetualang, dia menarik-narik lengan baju yang sedang Rudy gunakan tersebut.

Melihat Inara yang terus saja merengek, Rudy pun langsung menolak permintaan Inara itu dengan nada tegas!

"Pokoknya tidak bisa sekarang. Mengerti!"(Rudy)

Mendengar penolakan tegas dari Rudy, Inara pun kaget dan dia merasa sedikit kecewa. Dia pun segera melepaskan tangannya yang sedang mencengkram lengan baju Rudy tersebut.

Inara yang sedikit bingung dengan sikap Rudy barusan masih terus memandangi Rudy dengan heran, dan sekarang kedua matanya itu menunjukan sedikit rasa kesedihan didalamnya

Kemudian dengan ragu Inara pun bertanya kembali dengan nada yang lebih pelan kepada Rudy.

"Kenapa?"(Inara)

"Pokoknya tidak bisa sekarang ya tidak bisa sekarang!"(Rudy)

Rudy masih bersikeras menolak, sambil kini menatap ke arah Inara dengan mata yang tajam!

Inara pun menjawabnya dengan suara sangat pelan sembari mengalihkan pandanganya dari Rudy.

"Ya..."(Inara)

Inara benar-benar kaget dengan sikap Rudy saat ini, dia benar-benar kecewa karna Rudy bersikap demikian hanya karna masalah yang sepele seperti ini. Momen membahagiakan yang inara rasakan sebelumnya seakan runtuh seketika!

Melihat Inara yang seperti ini, Rudy pun mengalihkan pandanganya ke arah langit, dan dengan nada yang serius dia berkata.

"Paling tidak biarkan Saya untuk mandi dan ganti pakaian dulu, dong, fufuffufufu, setelah Saya mandi dan menganti pakaian, barulah kita berkemas dan langsung pergi berpetualang, ok? Fufufufufufu Ckckckckckck"(Rudy)

Sekarang barulah Inara ingat bahwa ternyata Rudy memang belum mandi, dia sadar bahwa saat ini Rudy sedang sengaja mempermainkannya.

Melihat Rudy yang terus saja tertawa karna telah berhasil mempermainkannya, Inara memukul-mukul dadanya Rudy tapu Rudy masih terus saja menertawakannya itu.

"Rudy, bakaaaaaa!"(Inara)

"Ckckckckkckkckckck"(Rudy)

"Baka, Baka, Baka, Baka"(Inara)

(keterangan: baka' juga bahasa dari kekaisaran Nippon yang artinya, Bodoh.)

Akhirnya setelah agak lelah, Inara menyandarkan kepalanya di dada Rudy sembari tangannya sesekali memukul, terus dan terus hingga akhirnya pukulannya itu semakin memelan.

Rudy pun akhirnya berhenti tertawa dan meletakan telapak tangannya di bagian belakang kepala Inara. Tangan kanan Rudy mengelus-elus kepala Inara, dan tangannya yang lain ia rangkulkan dibahunya Inara.

Kemudian, Rudy dengan lembut berbisik kepada Inara.

"Sekarang Kita nikmati saja seperti ini. Yah, seperti ini saja tidak apa-apa toh sekarang Kita juga akan selalu bersama, kan? Jadi tidak apa-apa tetap seperti ini saja."(Rudy)

"Ya . . ."(Inara)

Mendengar kata-kata Rudy itu, Inara pun merasa sangat bahagia.

Dan momen indah ini pun bertahan untuk waktu yang cukup lama.

========================

Lanjut...

Sekarang Rudy telah selesai mandi dan berganti pakaian, lalu dia pun mengunci semua pintu dan jendela rumah yang selalu jadi aset kebanggaannya tersebut.

===============℅==℅==

Flashback ke 2 hari sebelumnya.

2 hari yang lalu Rudy pulang ke rumah orang tuannya untuk berpamitan, dan tentu saja dia juga membawa Inara, tapi momen itu tidak akan kita ceritakan sekarang.

Lalu Rudy juga berpamitan dengan Bos Roy, dan yang terakhir dia juga berpamitan dengan Dina.

Rudy mengatakan kepada Dina bahwa dia akan pulang bersama dengan Inara untuk membantu Reyzo diperusahaan milik Reyzo, dengan begitu Dina akhirnya percaya dan tidak banyak bertanya kepada Rudy.

Ok, kita akan menjelaskan keuntungan dari menggunakan alibi tersebut.

1. perusahaan Reyzo itu terletak di kota Sakura yang merupakan ibu kota kekaisaran Nippon.

Yah, intinya itu ada diluar negri fufufufu, dan letaknya sangat jauh. Dan dengan alibi membantu pekerjaan Reyzo diperusahaannya, Rudy bisa pergi dalam waktu yang lama dengan aman dan damai.

Lanjut...

Dina yang melihat kedekatan Rudy dan Inara pun berinisiatif untuk mengembalikan kalung yang telah dititipkan oleh Rudy padanya sebelumnya.

Dan saat inu kalung itu telah dipakai oleh Inara. Karna Rudy memang ingin memberikan sesuatu yang spesial untuk Inara, lalu dia pun memberikan kalung tersebut dengan dalih bahwa itu akan memperkuat Mana milik Inara.

Yah, karna permata merah pada kalung tersebut adalah sebuah Crystal Mana, seperti apa yang pernah disebutkan oleh Dewa Ildraiz kala itu.

Dan setelah Rudy mengujinya, permata merah pada kalung tersebut memiliki energi yang sama besarnya dengan 5 buah balok ManaCube.

Yah, begitulah cerita Rudy 2 hari yang lalu. Dan sekarang kita akan lanjut ke cerita utama.

Saat ini Rudy dan Inara berdiri dihalaman belakang rumah Rudy sambil bergandengan tangan. Karna Rudy adalah seorang pria sejati, saat ini dia pun menyandang 2 buah tas ransel sekaligus, yang mana ransel miliknya dia sandang dipunggung, dan ransel milik Inara dia sandang ditubuh bagian depannya. Dan untuk Inara sendiri, dia ada di dalam genggamannya Rudy!

Setelah merasa siap, Rudy pun lepas landas dan membawa Inara terbang bersamanya dengan kecepatan biasa. Rudy sengaja terbang pelan agar bisa menikmati pemandangan indah ini bersama Inara.

Dan begitulah awal perjalanan mereka berdua di mulai!