Ketika cinta dihadapkan dengan kenangan pahit masa lalu. Akankah dua insan bisa bersatu? Rasa sakit yang mendalam masih belum bisa terlepas dari ingatan seorang gadis yang harus menjalani kehidupan yang keras. Harus kehilangan kedua orang tuanya di usia muda ketika semua gadis remaja membutuhkan kasih sayang kedua orang tua. Tidaklah mudah bagi seorang Anna Maria bertahan hidup di kota metropolitan yang keras. Kini Anna telah beranjak dewasa dan mandiri. Beberapa kerja part time yang dijalani sambil kuliah memaksanya untuk terus kuat agar bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Sore itu Anna berjalan keluar dari Cafe tempatnya bekerja dan bergegas menuju kampusnya. Karna Anna mengambil kelas non-reguler agar bisa menyesuaikan jam kerja dan kuliahnya.
Brak*
Anna menabrak dada bidang yang sangat kokoh.
"Maafkan aku, aku sedang terburu-buru" Sambil memungut buku-buku dan hp yang dipegangnya berhamburan dijalan. Tanpa melihat sosok yang ditabraknya Anna meminta maaf. Ketika Anna melihat wajah pemilik dada bidang itu sontak membuat perut Anna bergejolak. Tak bisa dipungkiri pemilik tubuh kokoh ini memiliki wajah yang juga sangat menawan. Buru-buru Anna memalingkan wajahnya yang sudah merona merah jambu karna terpesona oleh ketampanan yang disuguhkan sang pemilik wajah.
"Apa kau baik-baik saja? Maafkan aku aku tidak begitu memperhatikan langkahkan." Sambung pria tersebut.
"Aah aku tidak apa-apa. Aku yang salah karna terburu sampai tidak memperhatikan langkahku"
Smbil melirik jam tangannya, Anna tau kalau dia hampir terlambat dan berusaha berpamitan dari pria tadi.
"Maafkan aku, kalau kau tidak apa-apa aku harus pergi. Aku hampir telat"
"Tentu saja aku tidak apa-apa" Jawabnya sambil memberikan jalan dan mempersilahkan Anna pergi.
Sambil menundukkan kepala Anna berjalan dengan menutupi wajahnya yang memerah.
Anna POV
'Oh tuhan kalau saja aku tidak sedang buru-buru mungkin aku akan meleleh didepan pria itu. Semoga saja bisa bertemu lagi' batinku. Sambil membayangkan wajah maskulin pria idamannya didalam hati.
Seperti biasa rutinitas yang dijalan Anna bangun pagi pukul 7pm Anna sudah berada di restoran yang menyediakan sarapan pagi untuk pelanggan yang bekerja di awal pagi. Hingga siang jam 12pm beralih ketempat kursus dimana Anna bekerja sebagai seorang guru les piano untuk anak-anak usia dini. Keahlian piano Anna didapati semenjak Anna berusia 4 tahun. Dulu Anna bercita-cita ingin menjadi pianis seperti ibunya. Keluarga Anna cukup berkuasa pada waktu itu. Ayah Anna adalah seorang pebisnis yang sukses dan ibunya juga memiliki rumah singgah bagi anak yang terlantar. Namun kecelakaan yang dialami kedua orang tuanya merenggut nyawa keduanya dalam sekejap. Dalam sehari Anna harus menelan pil pahit menjadi yatim piatu. Anna tak pernah membayangkan akan berpisah dari orang-orang yang disayangi begitu saja. Kecelakaan itu bahkan menyisakan trauma yang mendalam bagi Anna yang pada saat itu akan memasuki usia 17 tahun dengan harapan bisa merayakannya dengan orang-orang terkasih. Namun Anna harus melewati malam pertambahan usia dengan derai air mata duka. Anna yang saat itu hanya memiliki kakek dan nenek dan juga pengasuhnya.