Gadis itu menyodorkan map tersebut kepada Riswan, Riswan pun menerima dengan tangan kanannya, lalu dengan hati yang berkecamuk, ia merobek-robek perjanjian tersebut menjadi potongan kecil-kecil.
"Dengan begitu, artinya perjanjian ini cukup sampai disini!" Ucap Laura.
"Kau mau kemana?" tanya Riswan sembari mencekal tangan gadis itu.
"Aku butuh waktu untuk berfikir" jawabnya
"Aku serius pada ucapan ku, jika kau berani membuang benih itu, lebih baik jangan muncul lagi di hadapanku selamanya." ancam Riswan, yang sesungguhnya ia sangat ingin memohon agar gadis itu tidak meninggalkannya, tapi harga dirinya terlalu tinggi, hingga ia tak mampu mengeluarkan kalimat permohonan itu dari bibirnya.
Laura hanya menunduk dan terdiam, setelah beberapa menit bermenung di bathup, dapat ia sadari, jika hatinya telah terisi nama Riswan disana.
Ucapan Riswan yang tidak menginginkannya cukup membuat hatinya perih dan menyadari betapa ia mencintai pria itu.