Chereads / How do U say, you’re SORRY? / Chapter 16 - Pura-pura

Chapter 16 - Pura-pura

Perhatian!!! Dikarenakan novel ini baru di review ulang.. author sarankan untuk membaca dari awal.. karena ada nama tokoh, tempat dan kejadian yang author rubah… agar para pembaca memahami isi bacaan.. author sarankan baca dari awal yah.. terimakasih.. ^^

——————————————————————————

Beberapa menit yang lalu..

"Haruskah aku melakukan itu??? Hanya demi menghindar dari kembali terjerat pada mu? Kembali di bodohi oleh mu?" Alexio bergumam sendiri menatap Odele yang di kiranya tengah tertidur.

Lalu gadis itu tak lagi mendengar suara celotehan dari Alexio. Namun ia dapat yakini jika pria itu masih bersamanya di dalam kamar itu.. hingga Odele pun memutuskan untuk terus berpura-pura tidur.

Klek!!! Bunyi pintu tertutup tak lama setelahnya. Odele pun membuka matanya perlahan, ia mengintip sedikit ke arah pintu, dan benar.. si pria itu telah keluar dari kamarnya.

"Ugh!!" Ucapnya meringkih kesakitan merasakan nyeri pada pinggulnya. Saat ini ia belum boleh melakukan pergerakan yang banyak. Karena jahitan operasi di pinggulnya masih jauh dari kata sembuh..

Odele menyentuh bibirnya, mengingat Alexio menciumnya saat ia tengah dalam dekapan pria itu di mobil. Wajahnya memerah seketika. Hanya dengan membayangkan kejadian saat itu. "Kenapa aku tidak menolaknya?? Mengapa tubuh ku seakan terbiasa??? Ini aneh.. mengingat dia mencuri ciuman pertama ku?! dan aku tidak menyesalinya apalagi membencinya." Gumamnya sendiri sambil menggigiti bibirnya yang seakan masih merasakan hangat dan lembutnya bibir milik Alexio.

"Akh!!! Apa yang aku pikir kan? Bodoh sekali aku jika menyukainya hanya karena 1 ciuman???"Ucapnya mencoba keras hati..

"Tapi.. siapa yang tahan pada godaan pria setampan itu?? Gadis mana yang akan menolaknya? Bahkan aku yakin.. semua gadis-gadis di dunia bahkan rela mengantri hanya untuk bisa menjabat tangannya" masih berkompromi dengan diri sendiri

"Hey!! Hey!! Hey!! Odele!! Apa kamu lupa dia pria yang kejam?!! Kamu hampir saja mati di tangannya!! Ingat tujuanmu datang ke kota ini untuk menjadi dokter!! Bukan jadi peliharaannya yang kemudian di siksa jika ia sedang tidak enak hati!!! Lalu menciummu kala moodnya sedang baik.. mengambil kesempatan kala kamu tengah tertidur?!! Are you serious? Kamu seperti gadis yang tidak ada harga diri saja!!!!" Celotehnya mengomeli diri sendiri mengingat semua nasehat-nasehat neneknya.

"Apa yang kamu harapkan dari pria seperti itu???!!! Lagi pula ingat lah nenekmu! Ingatlah hanya dia satu-satunya orang yang kamu yakini menyayangi mu dengan tulus.. bahkan ibu kandungmu saja tidak memerdulikanmu!"

Tidak.. ibuku perduli padaku, dia hanya sibuk..

"Berhenti berpura-pura bodoh dan membohongi dirimu sendiri terus.. sadarlah.. jika dia mencintai kamu, dalam 5 tahun terakhir seharusnya dia mengunjungimu barang sekali. Hanya nenekmu yang selalu ada untukmu.. yang selalu cemas saat kamu terlambat mengabari? Yang selalu mengganggumu setiap jam hanya untuk bertanya kabar.. yang selalu mengingatkan mu bahaya pergaulan.. bahkan mungkin saja sekarang wanita paruh baya itu tengah mencarimu ke gothland!!! Jadi sadar lah!! Jangan terlalu naif.. mengira pria itu menyukai mu? Merasa bersalah padamu?? Lalu mengejarmu? Ini kenyataan bukan cerita dalam novel!! Kamu hanya akan tersakiti pada akhirnya. Tidak kah kamu ingat dy mengatakan sangat membenci mu?" Odele berperang dengan dirinya sendiri untuk tak terlalu memikirkan apa yang telah terjadi di dalam mobil. Namun entah mengapa.. ia sungguh ingin merubah Alexio yang kejam menjadi orang yang sedikit berperasaan. Mengingat pria itu yang kembali memasangkan pakaiannya meski sebenarnya ia telah malu setengah mati. 'Dia masih punya hati' gumamnya

"Mungkin suatu saat dia akan berubah.. setelah ia tau.. orang yang menyakitinya di masa lalu bukanlah aku.." masih membela diri

"Lalu?? Dimana posisi mu seharusnya? Jika ia tau kamu bukan lah Odele yang dia cari?"

"A.. aku.. mungkin aa aku akan kembali ke kehidupanku yang lama.. menjalani hidup sendiri tanpa tau cara berteman.. hanya nenek yang selalu ada dan mengerti aku.. tapi begitu juga sudah cukup.. selama masih ada nenek, aku tak akan merasa kesepian.." ucapnya sedih mengingat kehidupan bersosialisasinya yang juga tidak lah lebih baik..

"Sudahlah hentikan perdebatan ini!!! Aku sudah sadar posisi ku!! Aku tau apa pun pilihan ku, nasib ku jugalah tidak pernah baik.. hiks..!" ucapnya sambil menitikkan air mata.

Alexio baru saja masuk ke ruang kerjanya, ia tidak menyangka dapat mendengar semua celotehan Odele yang membuatnya menambah daftar sederetan kebingungannya.

Namun ia tetap berangkat ke Stockholm tanpa memerdulikan permainan drama Odele barusan, yang sebenarnya cukup membuatnya tak bisa fokus sama sekali.

2 jam waktu telah di tempuh, melalui perjalanan darat menggunakan mobil dari Leichenstein ke bandara Swiss. Kini Alexio pun bersiap berangkat menggunakan pesawat jet pribadi miliknya yang telah menunggu kedatangannya untuk membawanya kembali ke tanah kelahirannya.

Setelah menempuh waktu 2 jam, Alexio pun tiba di bandara ARLANDA Sweden. Para pengawal kerajaan pun telah menanti kedatangannya disana. Seperti biasa.. Alexio selalu menyembunyikan wajahnya dari sasaran media dengan menggunakan kacamata dan topi hitamnya.

Semenjak ia berusia 15 tahun, ia sudah merahasiakan wajahnya.. ini memanglah permintaan khususnya agar orang yang ia ajak berbisnis dengannya tidak memandang keturunan Darah birunya.. melainkan memang karena kemampuannya.

40 menitpun terlewati.. kini ia telah tiba di Istana Stockholm dan di sambut langsung oleh ayahnya Darion Arnborn dengan senyuman yang begitu lebar hingga menampilkan gigi-giginya yang rapi.

"Papa.. tidak perlu seperti ini.. ini berlebihan.." ucap Alexio kala ayahnya memeluk tubuhnya

"Berhenti mengoceh.. ini hanyalah prosedur yang sudah seharusnya memang kamu dapatkan.. jangan lupa siapa dirimu yang sebenarnya.."

"Tentu tidak pa.."

"Ya sudah.. jika begitu.. istirahatlah lebih dulu.. besok pagi kita baru membahas mengenai pertunangan mu.."

"Baiklah.. aku mengerti" ucapnya lesu, namun ia sendiri yang memilih jalan ini, jadi ia harus melaluinya.. mungkin dengan begini ia akan melupakan Odele. 'Aku pasti bisa ucapnya meyakinkan diri.

Usai makan malam, Alexiopun kembali kekamarnya, entah mengapa sejak ia meninggalkan kediaman istananya di Leichenstein ia sudah begitu ingin memeriksa Odele melalui CCTV di layar hpnya. Sungguh keinginan itu telah menyiksanya selama beberapa jam.

Akhirnya ia putuskan untuk mengecek CCTV di kamar tersebut. Terlihat olehnya Odele tengah duduk di senderan kasur, ia tengah menyantap makan malamnya dengan di temani oleh Buk Yuni.. Selesai makan, Odele pun mengutarakan pertanyaannya.. yang sungguh membuat Alexio menjadi antusias

"Buk.. bolehkah aku bertanya?" Ucapnya sopan..

"Tentang apa nyonya?"

"Sudah ku katakan buk.. jangan panggil nyonya.. tuanmu hanya salah mengenali orang.. aku bukanlah istrinya.. sungguh aku tidak berpura-pura buk.. sumpah demi nenekku.."

Buk Yuni hanya tersenyum.. meski dalam hatinya ia yakin orang yang ia layani 7 tahun lalu dengan yang ada di hadapannya kini memanglah orang yang berbeda, namun tidak mungkin baginya untuk mengutarakan itu. "pertanyaan seperti apa yang ingin anda tanyakan? Katakan saja.."

"Di.. dia dimana?"

"Maksud anda tuan?" Odele pun mengangguk.. seketika perkataan Alexio sebelum berangkatpun kembali terngiang di telinga buk Yuni 'jika Odele bertanya, katakan saja yang sejujurnya.' Buk Yuni pun tersenyum sembari bergumam sendiri 'sepertinya, tuan sungguh mengenal gadis yang ini'

Bukan apa-apa.. karena sebelumnya, Odele istrinya sangatlah cuek, ia tidak pernah menanyakan kabar sama sekali, tiada perduli Suaminya itu mau melakukan apa, mau kemana.. dengan siapa. Tapi berbeda dengan gadis yang ini.. semua sifatnya berkebalikan.

"Tuan kembali ke Istana Stockholm, beliau akan bertunangan esok hari"

Deg! Odele sedikit terkejut mendengarnya 'eh.. kenapa hatiku jadi sakit mendengarnya?' Gumamnya

—————————————————

Hai para pembaca setia.. bagaimana kabarnya?

Maaf ya author lama bgt up nya.. karena sepi komentar dan sepi review, authornya jadi gak semangat.. jika suka, jangan lupa komentar dan reviewnya ya.. agar author semangat melanjutkan jalan cerita Odele dan Alexio..

Terimakasih… sampai jumpa di bab selanjutnya