Mo Weiyi tiba-tiba mengangkat bibir merahnya dan tersenyum manis. Lalu dia mengatakan, "Nanti ayahku akan datang, dia juga akan membawa seorang pelayan untuk menjagamu. Jangan khawatir, ayahku sangat peduli denganmu. Setelah kita cerai, meski kamu bukan suamiku lagi, tapi statusmu dikeluarga Mo tidak akan berubah. Bisa dibilang, semua masalah yang kamu bilang tadi tidak akan terjadi. Kamu akan tetap menjadi presdir di perusahaan Mo dan kamu akan tetap menjadi keluarga Mo. Lalu kamu akan menjadi…"
Senyum Mo Weiyi seolah menjadi lebih tak terkendali, dan dia mengucapkan beberapa patah kata, "Kakakku."
"Kakakmu?" Suara pria itu terdengar bingung, tetapi perkataannya itu seolah ada semacam cemooh atau bahkan terlihat jelas ada penghinaan. Kemudian dia melanjutkan, "Kamu berlari ke kamarku waktu kamu berusia delapan belas tahun, dan ketika kamu membiarkan aku menyentuhmu. Kenapa kamu tidak memintaku menjadi kakakmu saja?"