Suasana seketika menjadi berubah, seolah menjadi canggung yang tidak bisa dijelaskan.
Xing Yuyun sama sekali tidak mengira bahwa Huo Jingshen akan muncul di sini, selain itu secara kebetulan Huo Jingshen mendengar semua perkataannya barusan.
Perkataan yang menghinanya di belakang dirinya...
Walaupun jika apa yang dikatakan oleh Xing Yuyun adalah kenyataan, itu bukan berarti dia berada di posisi yang aman.
Huo Jingshen memicingkan matanya, kemudian dia mematikan rokoknya di dalam asbak yang ada di atas meja.
Kemudian di tengah asap rokok yang masih tersisa, dia berkata dengan suara pelan tapi suaranya sama sekali tidak terdengar ada kehangatan di dalamnya, "Sepertinya keluarga Xing memiliki masalah denganku."
Raut wajah Xing Yuyun seketika berubah menjadi panik.
Seketika dia ingin menjelaskan sesuatu, tapi saat dia membuka mulutnya dia malah tidak dapat mengatakan apapun di depan aura Huo Jingshen yang begitu kuat itu.
Itu membuatnya merasa sangat malu...
"Jingshen."
Tiba-tiba terdengar suara perempuan yang sangat manja.
Raut wajah Xing Yuyun dalam sekejam kembali berubah.
Dia melihat ke arah Su Wanwan berjalan menghampiri Huo Jingshen dan berdiri di sampingnya.
Karena perbedaan tinggi tubuh mereka, tinggi Su Wanwan sekitar leher Huo Jingshen, tapi saat mereka berdua berdiri berdampingan… Laki-laki terlihat tinggi besar dan tegap sedangkan perempuannya terlihat cantik dan mempesona, mereka saling bertukar pandang dan sorot mata mereka terlihat seperti penuh perasaan.
Pemandangan seperti itu membuat suasana di sekitar mereka terlihat berbeda, seolah mereka adalah sepasang kekasih yang saling mencintai.
"Kamu sangat menyebalkan, bukankah aku menyuruhmu untuk bersembunyi dan tidak keluar dari sana?" Su Wanwan terus menggunakan suara manjanya, setelah mengatakan itu dia mencibirkan bibirnya.
Saat dia melihat Huo Jingshen tidak mengatakan apapun Su Wanwan dengan santainya mengulurkan kedua tangannya dan langsung memeluk lengan Huo Jingshen yang berotot itu sambil berkata, "Kamu ini, cepat katakan, kamu diam-diam merokok lagi di belakangku, kan?"
Huo Jingshen melihat ke arah Su Wanwan dengan pandangan yang dalam dan dia masih tidak bereaksi apapun.
Su Wanwan menggertakkan giginya kemudian perlahan menurunkan tangannya.
Kemudian dengan berhati-hati dia membuka telapak tangan Huo Jingshen lalu dia menggenggam tangan Huo Jingshen dengan erat.
Su Wanwan berpikir, 'Hm, tangannya benar-benar sangat besar, aku merasa tangannya seperti bisa menggenggam seluruh tanganku.'
Akhirnya kesepuluh jari mereka saling terikat dengan erat.
Su Wanwan merasa detak jantungnya berdetak dengan semakin cepat, perasaan aneh yang dia rasakan di telapak tangannya membuatnya merasa sangat tegang.
Selain itu karena membelakangi cahaya, Su Wanwan sama sekali tidak bisa melihat ekspresi wajah Huo Jingshen dari sudut pandangnya tapi dia bisa yakin bahwa Huo Jingshen tidak akan melepaskannya.
Karena hal itu Su Wanwan jadi merasa semakin berani melakukan ini.
Sebenarnya Su Wanwan hanya ingin menggunakan Huo Jingshen, menggunakannya untuk membuat Xing Yuyun marah dan membuat Xing Yuyun tahu bahwa dirinya bukanlah perempuan yang tidak diinginkan siapapun. Dia ingin membuat Xing Yuyun melihat dengan mata kepalanya sendiri dan membuatnya putus asa.
Dia ingin Xing Yuyun berpikir bahwa dirinya adalah perempuan yang memiliki kekasih sehingga kelak Xing Yuyun tidak akan mengganggunya lagi dan dia bisa hidup dengan tenang.
Tapi tiba-tiba dia merasakan ada sebuah tenaga yang memeluknya.
Sebelum Su Wanwan bereaksi, Huo Jingshen sudah menundukkan kepalanya…
Su Wanwan membelalakkan matanya, 'Gawat!'
Angin musim panas berhembus masuk dari luar balkon, bahkan udara di sana seketika seperti mendukung untuk bermesraan.
…
Entah sudah berapa lama waktu berlalu...
"Sudah puas melihat?"
Perkataan Huo Jingshen itu membuat Xing Yuyun tertegun, dia mengepalkan kedua tangannya dan sorot matanya terlihat muram.
Akhirnya dia berbalik badan lalu menutup pintu kantor dengan keras.
Suara yang keras itu seketika membuat Su Wanwan tersadar dari rasa terkejutnya.
"Astaga!"
Su Wanwan dengan cepat mendorong Huo Jingshen, setelah itu dia menyemburkan ludah di mulutnya seolah berusaha membersihkan mulutnya hingga berulang kali.
Su Wanwan mengumpat dalam hati, 'Bau sekali! Bau rokok!'
Su Wanwan merasa malu dan marah di saat yang bersamaan. Dia dengan galak memarahi Huo Jingshen, "Dasar tidak tahu malu, siapa yang menyuruhmu…"
"Kamu tidak memiliki pengalaman?" Huo Jingshen mengangkat alisnya dan suaranya terdengar yakin.
Huo Jingshen berpikir, '2 kali sebelumnya aku mengira dia adalah perempuan penggoda, ternyata… dia hanya seorang gadis polos.'
"Itu bukan urusanmu, aku memiliki pengalaman atau tidak!" Su Wanwan tidak ingin mengakuinya dan dengan kesal berkata lagi, "Kamu harus membayarku!"
Tapi dia sama sekali tidak mengira Huo Jingshen akan mengatakan...
"Baiklah." Kemudian dia berjalan mendekati Su Wanwan, "Aku akan membayarmu sekarang juga."
"Ah!" Su Wanwan tidak bisa mengendalikan dirinya dan langsung berteriak keras.
Su Wanwan terlihat ketakutan, 'Berandalan ini! Aku kira saat di tempat parkir bandara dia orang yang sangat serius, ternyata…'
Pintu kantor tiba-tiba terbuka dari luar.
"Kak!"