Ayya masih menunggu di depan teras rumahnya. Sebuah pesan masuk.
"Ay, sorry banget nih. Kayaknya gabisa kesitu. Kalau kamu duluan ke Derana Florist ndakpapa?"
"Ndakpapa, Sa."
Ayya membalas singkat, tanpa ada raut wajah kecewa. Ibunya sedikit mengernyitkan alis dan bertanya.
"Lho, mau berangkat naik sepeda?"
"Iya, Bu. Kenapa?"
"Ndak sama Aksa?"
"Barusan Aksa ngabarin, katanya ndak bisa. Ada halangan."
"Lo kalau gitu jangan naik sepeda. Nanti kalau pulangnya sama Aksa, sepedamu gimana? Sudah... naik angkutan atau ojek saja, ya?"
Ayya mengangguk dan menaruh sepedanya kembali.
"Yasudah.... Ayya berangkat dulu ya, Bu."
"Iya, Nak... apapun keputusanmu, Ibu dukung. Tapi Ibu sangat ingin kamu lanjut kuliah, Nak."
Ayya tersenyum tipis dan beranjak keluar rumah. Tak jauh dari rumahnya memang biasa tempat angkut lewat. Tak perlu menunggu lama, Ayya memutuskan naik angkutan umum.
***
Sementara, Aksa sedang bersama Oki.
"Sebenarnya mau kemana, nih?" tanya Oki.
"Toko bunga."