Setelah Aksa dan Ayya menghabiskan makan nasi goreng, Ayya terdiam. Segelas teh hangat sudah tak tersisa.
Aksa melihatnya heran. Gelas teh hangatnya masih terlihat utuh, hanya terteguk sedikit.
"Kenapa, Ay? Masih haus? Dingin?"
Ayya mengangguk perlahan.
"Ndak papa, minumlah punyaku."
Aksa memaksa tangan Ayya untuk menerimanya. Ayya pun meminum teh hangat milik Aksa.
Memorinya menggulirkan ingatan itu. Ingatan dimana ia minum es jeruk bersama. Dalam satu gelas yang sama. Sebuah kenangan manis, terputar begitu saja malam itu.
***
"Gimana kabarmu, Ay?" Aksa membuka pertanyaan setelah terlihat cuanki di mangkok Hayya telah habis.
"Alhamdulillah baik. Kamu sendiri? Gimana di Tegal?"
"Sepertimu."
Uhukkk
Ayya tiba-tiba batuk. Tersedak begitu saja mendengar ucapan Aksa.
"Sstt... pelan-pelan minumnya. Jangan mentang-mentang suka es jeruk. Biasa aja minumnya," ledek Aksa.