Rasulullah SAW dikenal sebagai suami yang baik dan tawadhu terhadap istri-istrinya. Beliau juga dikenal sebagai seorang yang romantis dan lembut kepada istrinya termasuk Aisyah.
Aisyah mengatakan, "Orang-orang Habasyah masuk ke dalam masjid untuk bermain (latihan berpedang), maka Nabi SAW bertanya kepadaku 'wahai khumaira (panggilan sayang untuk Aisyah), apakah engkau ingin meihat mereka?', aku menjawab, 'iya'.Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam lalu berdiri di pintu, kemudian aku mendatanginya dan aku letakkan daguku di atas pundaknya kemudian aku sandarkan wajahku di pipinya.
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam pun bertanya (setelah agak lama), 'sudah cukup (engkau melihat mereka bermain)', aku menjawab, 'wahai Rasulullah, jangan terburu-buru', lalu beliau (tetap) berdiri untukku agar aku bisa terus melihat mereka.
Kemudian ia bertanya lagi, 'sudah cukup', aku pun menjawab, 'wahai Rasulullah, jangan terburu-buru'. Aisyah berkata, 'Sebenarnya aku tidak ingin terus melihat mereka bermain, akan tetapi aku ingin para wanita tahu bagaimana kedudukan Rasulullah SAW di sisiku dan kedudukanku di sisi Rasulullah.'
Kisah ini menunjukan betapa Rasulullah tak segan memenuhi keinginan istrinya. Karena beliau adalah seorang yang paling lembut dalam segala hal selama masih dalam perkara yang mubah atau diperbolehkan.
Kisah lainnya adalah suatu malam Rasulullah berjalan pulang ke rumah dari masjid. Sesampainya di rumah, Aisyah RA rupanya sedang tertidur lelap.
Beliau lantas berupaya agar istrinya itu tidak terbangun. Dengan perlahan Rasulullah SAW membuka pintu rumah dan memutuskan untuk tidur di luar kamar agar tak membangunkan istrinya.
Rasulullah SAW juga tidak banyak protes terhadap istrinya. Sebuah riwayat menceritakan dari Aisyah, suatu hari masakan Aisyah RA rasanya terlalu asin. Namun, Rasulullah SAW tetap menyanjung makanan itu tanpa berkomentar apa pun.
Sajian tersebut juga habis dilahapnya. Kemudia ketika Aisyah mencicipi masakannya sendiri dan sadar bahwa ternyata makanan yang ia sajikan terlampau asin hingga mungkin tidak bisa dimakan. Kisah ini menunjukan betapa sopannya Rasulullah SAW. Beliau tidak pernah satu kali pun mencela istrinya dan selalu berlaku lemah lembut.