Thank you buat yang ngikutin cerita super duper gaje ini.
Semoga gak bosen ke depannya 🤣🤣🤣
Happy reading, jangan lupa vote, komen dan share
💋💋💋
*****
Kedua bola mata tajam, alis tebal, rambut sedikit berantakan dengan pakaian santai sukses membuat tatapan Xavera terkunci di satu titik. Wanita itu bahkan enggan beranjak dan tangannya memilih melingkar di bagian yang keras dan bidang itu. Senyum manis wanita bergincu cokelat muda itu tersungging di dalam dekapan seorang pria T-shirt hitam.
"Hei, apa yang kau lakukan! Pergi sana! Lepaskan aku!" hardik seseorang pada Xavera.
Tubuh Xavera dilepas paksa begitu saja oleh sosok pria yang diklaim sebagai jodohnya.
"Siapa kau ini? Sembarangan memelukku. Pergi sana!" usir pria berkaos hitam itu pada Xavera.
Wanita itu membelalakkan kedua bola matanya dan mendengkus tidak percaya dengan ucapan seseorang yang berdiri di depannya.
'Kaku banget bahasanya, kayak kanebo kering,' batin Xavera.
"Kamu jodoh aku, gimana aku mau pergi kalo jantungku sudah degeun degeun sama kamu." kata Xavera tanpa malu.
"What! Oh, Lord! Bicara apa kau ini, Tante. Lepaskan aku!" kata pria muda itu yang sukses seketika membuat Xavera melepaskan pelukannya lalu menatap tajam pria itu.
"Tante?! Hei, gue gak setua itu untuk jadi tante lo, Babe! Kita lebih cocok jadi pasangan sehidup semati," ucap Xavera mulai menggila.
Pria muda itu memejamkan matanya dan menggeram kesal, pria itu memilih melangkah melewati Xavera dan hendak masuk ke dalam kafe yang baru saja wanita itu tinggalkan.
"Babe, kamu mau ke mana? Tunggu aku!" Xavera mengeekor dan secara tidak sadar ia masuk lagi ke dalam kafe di mana ada Kellan yang ia hindari tadi.
Bahasa Xavera pun ikut campur aduk karena begitu kakunya bahasa pria muda yang kadar ketampanannya ala bad boy bad boy di novel. Xavera meyakini jika pria muda kinyis-kinyisnya itu adalah pria keturunan, bukan asli Indonesia.
Lagi-lagi Xavera menabrak pria itu, tapi kini bagian punggungnya bukan dadanya karena pria itu berhenti mendadak tanpa aba-aba. Xavera mengelus hidungnya yang terasa sedikit nyeri. Kepala wanita itu mengintip sedikit untuk mencari tahu kenapa berondongnya berhenti tiba-tiba. Tak ayal, kedua bola matanya melebar kembali melihat sosok yang berdiri menjulang berdiri di depan pria di depannya.
Tatapan tajam, seakan laser pembasmi jerawat di salon kecantikan diberikan oleh Kellan ke arah pria muda di depan Xavera.
"Minggir, kamu menghalangi jalan saya," kata Kellan penuh penekanan.
Pria muda yang tidak bisa di deteksi ekspresinya oleh Xavera hanya diam sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam celana jeans hitam robek yang ia pakai.
"Kamu gak ngerti bahasa minggir? Dasar anak muda kurang ajar," ketus Kellan mulai terpancing emosi karena sikap pria di depannya.
Pria muda itu menoleh ke belakang, tepat ke arah Xavera. "Apa yang ia katakan? Ia memintaku untuk menyingkir?" kata pria itu dalam bahasa Inggris pada Xavera.
Xavera melingkarkan lengannya dengan cepat ke lengan pria muda tampan itu dan sedikit menariknya ke belakang memberi celah agar Kellan bisa melewati mereka.
"Baby balabala, kenapa kau tiba-tiba pergi? Aku sudah memberi tahu pada temanku kalau kau akan membuka frenchise, besok ia akan datang ke kantormu untuk menjelaskan persyaratannya," ucap Kellan antusias saat melihat Xavera.
Ekspresi Kellan mendadak berubah seakan ingin menelan Xavera hidup-hidup dan pria muda di hadapannya saat melihat lengan keduanya bertaut satu sama lain.
"Siapa dia? Kenapa kau memeluk lengannya? Apa dia keponakanmu?" tanya Kellan membabi buta.
Xavera memutar bola matanya malas. Wanita itu menyandarkan kepalanya pada lengan pria muda yang tidak ia ketahui namanya itu.
"Ini pacar baru aku. Jadi, stop ngikuti aku atau ngeganggu aku lagi, okay!" kata Xavera sukses membuat Kellan sedikit oleng dan melotot tidak percaya.
Pria muda itu sendiri hanya berdiri mengamati kedua orang yang sedang beradu argumen satu sama lain tanpa ingin melepaskan pelukan di lengannya yang dilakukan oleh wanita yang tidak kenalnya. Kellan terkekeh setelah beberapa detik terkejut, "leluconmu sama sekali tidak lucu. Berhentilah berbohong. Aku sangat mengetahuimu, kau tidak mungkin menyukai pria muda seperti ini," ejek Kellan sambil tertawa menatap Xavera dan pria muda itu bergantian.
Xavera melotot ke arah Kellan lagi. Wanita itu benar-benar harus melepaskan diri dari pria saiko seperti Kellan. Ia memang mata duitan, tapi tidak menerima semua pemberian pria yang tidak masuk akal seperti yang Kellan berikan.
Satu kecupan diberikan Xavera di sudut bibir pria muda itu membuat Kellan dan pria itu menoleh horor ke arah Xavera.
'Anjir! Bibir laknat ini main sosor aja cowok ganteng. Gak ada akhlak, tapi pengen nambah lagi,' pikir Xavera konyol.
Kedua pria itu tetap menatap Xavera dengan tatapan mematikan seolah ingin menelannya hidup-hidup. Xavera tidak pernah mengenal kata jera atau khilaf, ia mengulang kembali mencium sudut bibir pria dalam gandengannya itu, seperti apa yang ia pikirkan sebelumnya.
Sebelum tanduk iblis Kellan muncul atau bahkan roh pria muda nan tampan itu kembali ke jiwanya, Xavera memilih menarik dengan tenaga kuda tubuh pria itu agar mengikutinya berlari dari kafe untuk masuk ke dalam mobilnya.
Bak kerbau dicucuk hidungnya, pria muda itu ikut berlari dan masuk ke dalam mobil Xavera terbirit-birit. Aura kemarahan Kellan terasa membakar Xavera untuk itu ia segera injak gas dari halaman parkir menculik si pria muda nan tampan ini bersamanya.
"Xaveraaaaa! Fuck you!" teriak Kellan frustasi.
"Aku gak akan ngelepasin kamu gitu aja. Bisa-bisanya kamu ciuman sama bocah, sedangkan aku gak pernah kamu cium dalam beberapa minggu ini," gumam Kellan emosi.
Pengusaha kaya raya itu melangkahkan kakinya menuju pelataran parkir, ia segera angkat kaki dari kafe itu. Lea dan dua pegawainya yang ikut menyaksikan drama antara dua pria dan satu wanita dari kaca kafe mereka, hanya bisa terdiam terpaku dan berakhir saling pandang sambil menggeleng.
Untung saja keadaan kafe saat itu hanya didatangi oleh beberapa orang saja dan mereka tidak begitu memedulikan keadaan di luar kafe, jika keadaan sebaliknya pasti drama cinta segitiga entah sama sisi atau sama siku milik Xavera sudah diabadikan oleh kamera jadul dan viral masuk ke Mak Lambe.
🐣🐣🐣🐣🐣
Roh pria muda itu sudah kembali ke jiwanya. Pria itu menoleh Xavera dengan tajam seakan siap menyayat-nyayat hatinya.
"Stop!"
Decitan rem mobil Xavera mendadak berbunyi. Untung saja mereka berdua sedang berada di jalanan yang cukup sepi, jika tidak mungkin keduanya sudah berakhir di balik jeruji besi atau di balik papan.
"Astaga! Kamu ini berdosa sekali, teriak-teriak begitu. Bikin jantungan dan untung kita masih selamat," rutuk Xavera saat pria itu tiba-tiba memerintahkannya berhenti tiba-tiba.
"What are you doing! Dasar, Tante-tante crazy!" bentak pria itu.
"Shut up! Don't call me, Tante!" Xavera balas membentak.
"I'm not your Tante, understand! I'm your destiny. We're soulmate." sambung Xavera sambil mengisyaratkan pertautan antar jari telunjuk kanan dan kirinya menjadi satu.
Pria muda itu menggosok wajahnya kasar dengan kedua telapak tangan lebarnya. "GOD! Apa kau sudah gila? Kau mengklaimku sebagai jodohmu, mengatakan aku pacarmu, menciumku dan sekarang kau menculikku? Apa kau masih waras?" ketus pria itu.
Seakan tidak melakukan kesalahan apa pun, Xavera mengangguk mengiyakan pertanyaan pria itu. "Waras dong. Kalo aku gila, aku bakal nyia-nyiain kamu, tapi kan ini enggak. Aku malah nyeret kamu," ucap Xavera dengan senyuman manis sambil mengedipkan sebelah matanya ke arah pria itu.
"Aku Xavera Grizelle, masih muda mempesona." Xavera memperkenalkan dirinya.
"Nama kamu siapa, Babe?" tanya Xavera.
"Tezza," jawab pria itu cepat membuat Xavera senyam senyum kesenangan.
Pria bernama Tezza itu membuka pintu mobil dan melangkah ke luar membuat Xavera terkejut bukan kepalang. "Eh, jodoh mau ke mana?" kaget Xavera.
Baru saja wanita cantik itu ingin menyusul Tezza tiba-tiba pintu bagian penumpang terbuka lagi.
"Dengar, Tante Xavera. Mulai sekarang, jangan ganggu hidup saya lagi. Jangan ikuti saya." Tezza memberi peringatan tegas.
Pria itu membanting pintu mobil Xavera dengan kencang membuat si empunya mobil terkejut dan menggerutu, "belom lunas ini cicilannya, woi! Astaga!"
Lagi-lagi, saat Xavera ingin turun dan mengejar Tezza, kedua bola mata wanita itu menangkap bayangan Tezza yang sudah memasukki salah satu taxi di belakangnya dan memutar balik.
Xavera menghela napas berat. "Gue yakin, kalo jodoh pasti ketemu lagi. Kalo gak ketemu, yah, gue cari nanti sampe dapet," gumam Xavera melihat taksi yang membawa Tezza pergi menjauhi mobilnya.
"Seumur hidup hampir tiga puluh tahun, gue baru kali ini ngerasain love at first sight. Gila, jantung gue berdebar-debar kencang kayak ditagih utang. Fix, sih ini. Tezza adalah jodoh gue yang baru netas. Gue yakin itu." Xavera bermonolog sambil mengelus-elus dagunya.
******