Aroma tubuh Putri yang manis membuat Andri ingin terbenam lebih dalam, tetapi Putri tiba-tiba membuang mukanya.
"Tidak suka pada ku atau tidak menyukaiku yang seperti ini?" Suara Andri menjadi sedikit dingin dan membuat Putri ketakutan tanpa sadar.
Memikirkan bagaimana Andri marah, Putri menggigit bibirnya dan berkata, "Tidak."
Tiba-tiba, ponsel Andri berdering di atas tempat tidur. Putri lalu bangkit dan membantunya mengambil ponsel lalu menyerahkannya pada Andri.
Melihat ID penelepon, Andri sedikit mengernyit dan tidak segera menjawab. Putri mengerti dan tersenyum padanya lalu berbalik untuk pergi, namun pada saat yang sama Putri merasa lega.
Putri berpikir mungkin apabila Andri menyukai seseorang lalu menikah dan mempunyai anak, Andri pasti akan melepaskan Putri.
Putri kembali ke kamarnya lalu berbaring di tempat tidur. Putri menyalakan ponselnya, layarnya dipenuhi dengan gambar yang menandakan Hari Raya akan tiba.
Tiba-tiba muncul pesan dari Mila di ponselnya, Putri melihat isi pesan itu dan nafasnya tersendat. isi pesan itu adalah "Michael telah kembali"
Meskipun Putri mengetahui Michael hanyalah pulang untuk mengunjungi kerabatnya selama Hari Raya, dan akan segera kembali ke luar negeri lagi, Putri masih merasakan semacam perasaan yang aneh, pria yang berkulit putih bersih dan bermata indah itu telah mengambil hatinya.
Michael dan Andri adalah dua pria yang sangat berbeda.
Dia menelepon Mila kembali, "Mil, kapan Michael akan kembali ke luar negeri?" Di ujung ponsel yang lain, Mila menjawab sambil mengejek: "Aku juga tidak tahu kapan dia kembali. Oya, besok ada pesta di tempat Michael. Apa kamu bisa datang? Aku juga ingin mengenalkanmu dengan pacarku." Putri tanpa sadar berkata, "Aku akan pergi". Sedetik sebelum menjawab, yang terlintas di benaknya adalah Andri akan melakukan perjalanan bisnis besok, dan dia bisa pergi keluar jika Andri tidak ada di rumah.
Andri pergi pagi-pagi sekali.
Putri segera membongkar isi lemarinya, tetapi ia tidak menemukan pakaian yang layak. Untuk pertama kalinya, dia memiliki keinginan untuk berbelanja, jadi dia menelepon Mila dan mengajaknya untuk pergi ke mal.
Ketika Putri membayar, Mila tidak sengaja melihat pesan teks yang berisi pemotongan saldo di ponsel Putri, dan mulutnya menganga melihat isi pesan teks itu. "Putri, kamu keterlaluan. Aku selalu mengira kamu miskin. Tapi ternyata kamu hanya berpura-pura menjadi miskin, dan nyatanya kamu seorang wanita kecil yang kaya raya. "A..." Putri enggan menyebutkan bahwa Andri yang memberinya uang, "Jangan bicara omong kosong, ayo pergi."
Pesta itu diadakan pada malam hari, di villa di tepi pantai rumah Michael.
Pada saat Putri dan Mila sampai di lokasi pesta. Putri tidak mengenal sebagian besar para tamu undangan. Hanya Michael yang terlihat paling mencolok di antara kerumunan dan langsung menariknya.
"Putri, lama tidak bertemu." Michael melangkah maju dan tersenyum tipis, menatap Putri dengan matanya yang indah, membuat Putri menjadi malu ,pelan-pelan Putri mengangkat kepalanya dan menatapnya, "Wah, sudah lama sekali."
Orang-orang di sekitar Michael berteriak, "Hei Michael , ini kan alasanmu mengadakan pesta?"
"Iya betul, kenapa? "Michael tidak merahasiakannya. Meskipun itu hanya lelucon, namun setengahnya benar. Putri menundukkan kepalanya dan tersipu, sesuatu terasa meluap di dalam hatinya.
Mila menarik Jefri dari kerumunan, "Putri, kenalkan ini pacarku namanya Jefri."
Putri mendongak ke atas dan Jefri menganggukkan dagunya sebagai tanda salam.
Jefri sangat luar biasa, dia tinggi dan tampan, tetapi Putri tidak menyukai cara berpakaiannya. Putri mengaitkan mulutnya.
Aula pesta terlihat sangat penuh, dan musiknya juga sangat keras. Mila langsung bersenang-senang begitu dia memasuki aula, dan membawakan Putri sebotol minuman beralkohol, "Minuman ini tidak terlalu memabukkan dan rasanya seperti buah, jangan bilang kamu ingin minum air.
Putri mencoba meminumnya sedikit, bau alkoholnya memang sangat lemah, dan rasa jeruk yang kuat bertahan di ujung lidahnya, dia tidak membencinya, dan meminumnya lagi.
Lambat laun, Putri merasa sedikit panas di tubuhnya, lalu ia melepaskan jaketnya dan melemparnya ke sofa, terlihat Jefri dan Mila sudah mabuk bersama.
Dia tidak bisa mendengar apa yang dikatakan Michael di telinganya. Dia terhuyung dan jatuh ke pelukan Michael. Kemudian dia tidak sadarkan diri.
Keesokan harinya Putri terbangun dan kepalanya terasa sakit,ia membalikkan tubuhnya, dan membuka matanya. Melihat wajah Michael di depannya, dia tercengang, dan rasa ketakutan tiba-tiba muncul di hatinya.
Pada saat ini, satu-satunya pikiran yang terbersit di benaknya adalah jika sampai Andri mengetahuinya, maka dia akan mati.
Memikirkan hal ini, Putri terbangun dari tempat tidur dengan panik, dan menemukan pakaiannya telah diganti. Dia tidak ingat apa yang telah terjadi dan mengapa ia mengenakan kemeja pria itu, tapi dia sadar apa yang telah terjadi dalam situasi ini.
Dia gemetar mencari pakaiannya di dalam kamar, tetapi tidak dapat menemukannya.
Di tempat tidur, Michael mengerutkan kening ketika dia mendengar Putri mencari-cari pakaiannya. Putri sangat ketakutan sehingga akhirnya dia tidak memperdulikan pakaiannya. Dia segera mengambil mantel Michael dan kabur dari pintu belakang villa. Dalam perjalanan ke bandara, Andri duduk di kursi belakang mobil dan mengusap alisnya dengan lelah.
Jono pak sopir melihat Andri dari kaca spion dan ragu-ragu membujuknya, "Guru, jangan pergi ke luar negeri untuk saat ini. Kemarin, saya sudah mengubah waktu keberangkatan Anda. Anda sibuk dengan perusahaan dari siang hingga malam, dan sekarang Anda langsung terbang ke luar negeri. Tubuh Anda akan tidak tahan. " " Tidak." Andri mengeluarkan ponselnya dan melihatnya, ragu-ragu apakah akan menelepon dan kembali. Tiba-tiba, ada berita muncul di bagian atas layar ponselnya.
Dengan tergesa-gesa dia dengan cepat membuka berita itu dan tampaklah foto Michael dan Putri yang sedang berpelukan di tempat tidur.
Andri menggenggam ponselnya dengan erat hingga hampir hancur, "Jono, berbaliklah pulang "
Jono melihat wajah Andri yang muram dan menyadari bahwa pasti ada sesuatu yang telah terjadi lagi, lalu ia buru-buru berbalik arah. Setiap Andri marah, pasti ada kaitannya dengan Putri.
Putri baru saja memasuki kamar untuk mengganti pakaiannya, lalu pintu kamar tiba-tiba terbuka dengan kuat.
Putri tersentak ke belakang, melihat kemarahan Andri di matanya dan menyadari bahwa dia tidak mengenakan apa-apa, Putri berdiri dan menutupi dadanya dengan mantel Michael, suaranya gemetar, "Bagaimana Anda sudah kembali?"
Melihat Putri, kemarahan di mata Andri menjadi semakin kuat
"Lepaskan." Putri tahu apa yang dimaksudnya, tetapi dia baru saja akan mandi, dan dia tidak memakai sehelai kainpun di dalam mantelnya. Putri ragu-ragu dan hanya terdiam.
Andri dengan cepat melangkah maju dan menarik dagunya, "Apa kamu yang akan melepasnya sendiri, atau aku yang akan membantumu?"