Handoko mendengar semuanya, lelaki itu mendengar dengan jelas bagaimana sang anak menolak kehadirannya. Handoko merasa harus tahu diri, tidak mudah menjadi yudistira. Apa yang ia lakukan di masa lalu pasti membuat trauma sendiri untuk anak itu.
"Mas?" Briani terkejut, tidak menyangka handoko masih menunggu di depan pintu. "Yudis masih harus istirahat di dalam, dia baru aja tidur lagi."
Handoko mengangguk, "enggak apa, aku akan lihat dia sebentar nanti."
"Mas, tapi-"
"Aku tahu bri, aku akan tunggu yudistira benar-benar terlelap baru akan masuk."
Briani meringis, perempuan itu tidak bisa melakukan apapun untuk membujuk anaknya. sama sepertinya, yudistira pasti memiliki luka sendiri akibat keteledorannya dan handoko sebagai orang tua.
"jangan takut, aku akan selelu ada di pihak kamu dan yudistira. Aku enggak akan mundur hanya karena anak itu menolak kehadiran ku."
"Terima kasih, mas."