Chereads / Will You Die for Me? / Chapter 0: From the Begining

Will You Die for Me?

greiand
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 3.1k
    Views
Synopsis

Chapter 0: From the Begining

Di suatu rumah kecil di tengah kota yang kecil ini terdapat gerombolan orang yang mengerumuni seorang nenek yang sudah sangat tua. Tubuhnya sangat kurus bagaikan hanya ada kulit yang menempel pada tulang-tulang rapuhnya. Matanya terbuka namun tidak dapat fokus pada apa yang ia lihat. Telinganya mendengar tapi tidak ada kata-kata yang dapat sampai ke otaknya.

Perempuan ini adalah Ria Maharani, dia adalah perempuan biasa yang mendedikasikan dirinya untuk bisa membantu orang-orang jalanan. Selama hidupnya dia selalu mencari cara agar dia dapat memberantas kemiskinan dan juga penderitaan yang dialami oleh masyarakat kecil. Dia selalu mendedikasikan hidupnya untuk bisa memberi pekerjaan bagi mereka yang tidak memilikinya. Para pengemis dan juga pemulung yang tidak dapat merasakan makan dengan teratur ia bantu.

Ria adalah orang yang sangat disayangi oleh banyak orang. Paras cantik dan juga etiket yang baik membuat dia menjadi panutan banyak perempuan di seluruh negeri. Dia bahkan digadang-gadang dengan julukan sebagai Kartini yang kedua. Hatinya yang lembut dan wataknya yang ramah menjadikan dia sebagai orang yang memiliki banyak teman.

Karena perjuangan dia dalam memberantas kemiskinan, walaupun dia tidak dapat menyingkirkan kemiskinan secara keseluruhan tapi tetap saja usahanya itu sangatlah berjasa bagi negeri dan seluruh dunia. Banyak yang telah memberanikan diri mereka untuk bisa bersama dengannya namun tidak bisa bertahan dari kesulitan hidup yang ia pikul.

Dia selalu sendiri, menolong orang lain hingga masa lansianya.

Akan tetapi, hanya karena dia disayangi oleh masyarakat bukan berarti dia tidak memiliki orang yang membenci dia.

Dalam misinya membantu masyarakat miskin dia telah membuat banyak musuh. Banyak artis dan aktor merasa iri dengan perhatian yang didapatkan oleh Ria. Mereka yang hanya mengejar ketenaran tanpa memiliki bakat sedikitpun merasa cemburu pada prestasi Ria. Mereka mencoba berbagai cara mulai dari mengolok-olok Ria di sosial media hingga menjebak Ria dalam kasus berat.

Bukan hanya artis, para politisi juga memiliki beberapa anggota yang terkena dampak dari impian Ria. Begini, tidak semua orang itu adalah seorang yang mulia bahkan Ria-pun mengakui bahwa ia tidak luput dari hasrat ingin mempunyai banyak uang. Hal tersebutlah yang menjadi masalah bagi Ria dan juga beberapa anggota politisi.

Ria menginginkan masalah kemiskinan dapat di tuntaskan akan tetapi banyak aliran uang pemerintah mengalir ke tempat yang salah. Mau tidak mau, Ria dipaksa untuk bisa memberantas orang-orang yang memakan uang yang seharusnya untuk rakyat tersebut.

Dalam pertarungannya melawan koruptor ia berhasil memberantas sebagian kecil dari mereka. Sebagian kecil yang tidak akan membuat pengaruh besar terhadap seluruh sistem korupsi yang telah lahir sejak lama. Ria sama sekali tidak memiliki cukup kekuatan untuk bisa menggoyangkan tatanan hirarki di negerinya sendiri. Hirarki yang tidak akan pernah lepas dari tradisi masyarakatnya.

Pada akhirnya dia gugur dari medan perangnya. Dia yang seharusnya masih dapat melanjutkan hidup kini terbaring seperti nenek-nenek pikun. Jika dilihat dari usianya sebenarnya dia itu tidaklah setua yang terlihat. Dia itu masih dapat dikatakan belum terlalu tua dengan usianya yang masih menginkak lima puluh tahun akan tetapi karena suatu "Insiden" membuat dia berada dalam kondisi seperti ini.

Ria yang kini di kerumuni oleh keluarga dan juga tetangganya memikirkan apakah dia sudah melakukan hal yang benar? Apa dia sudah membantu orang-orang itu? Apa dia sudah mimpi orang itu telah terwujud?

Perlahan-lahan seluruh pikiran dan juga pandangannya mulai memudar. Hanya dingin yang dapat Ria rasakan saat ini. Tidak ada rasa sakit. Tidak ada rasa sedih. Tidak ada rasa duka atau apapun.

Ria hanya merasakan dingin dan kehampaan. Rasa hampa yang sangat meyakitkan hati Ria. Tidak ada suara ataupun wajah yang terdaftar dalam benak Ria....hanyalah kehampaan.

Perlahan matanya terasa sangatlah berat untuk tetap terbuka. Rasa lelah perlahan menindih kesadaran Ria setiap detiknya. Dia tidak mengucap apapun dan hanya tertidur. Tidak ada kata yang terucap di saat-saat terakhir hidupnya. Tidak ada penyesalan ataupun pencapaian, hanya ada kehampaan.

Dari kehampaan itu terjadi sebuah keanehan.

Tidak ada orang yang dapat menyangka bahwa sesuatu yang tidak normal dan mengerikan akan terjadi kepada jenazah Ria.

Keluarga dan juga seluruh orang yang dekat dengan Ria terpaku dan membeku melihat apa yang terjadi dengan Ria. Tidak ada yang berani mengatakan apapun saat itu.

Xxx

(???)

"Jadi pemakaman orang itu sudah selesai? Apa? Ada sesuatu yang aneh pada saat dia menghebuskan nafas terakhirnya?"

Di sebuah gedung apartement mewah di salah satu ibu kota negeri ini terdapat seorang pria paruh baya yang sedang menerima telepon dari rekannya. Pria ini yang terbalut dengan gaun mandi sedang dengan santai bercengkerama dalam telepon sembari menikmati minuman mahal miliknya. Pria ini bereperawakan besar, yang dimaksudkan dengan besar adalah memiliki tubuh yang gemuk. Dengan rambut yang mulai menghilang di tengah-tengah kepalanya disertai dengan wajahnya yang berlumuran minyak karena kegemukan yang dia alami dia itu sangatlah tidak enak untuk di pandang.

Badannya yang berlipat-lipat dengan lemak adalah bukti yang sangat cukup untuk membuktikan bahwa dia itu sangatlah jarang ataupun tidak pernah melakukan aktifitas fisik yang berat. Dia adalah definisi berat dari kemalasan itu sendiri. Dia yang malas melakukan pekerjaan yang berat namun menginginkan kekayaan yang berlimpah.

Di dunia ini bagi mereka yang tidak ingin bekerja maka mereka tidak akan bisa meberi makan untuk mereka sendiri apalagi memiliki kekayaan. Pria ini akhirnya pun memaksakan dirinya untuk bekerja walau dia tidak mau.

Awalnya dia adalah pria yang normal dan melakukan pekerjaannya dengan jujur. Namun karena ajakan seorang rekan kerjanya dia menjadi seperti ini. Pria ini bekerja sebagai yang mengurus alirang uang dalam pajak. Dia awalnya tidak terlintas dengan pikiran untuk memalsukan dokumen pajak namun temannya yang busuk telah berhasil menghasut dan menyesatkan jalan pikiran pria ini.

Nama pria ini? itu tidaklah penting.

Bagi seseorang dia sudah melaksanakan tugasnya dengan baik.

"Jadi begitu, ada yang aneh saat dia mati? Apa yang terjadi di sana?"

"benarkah begitu?"

"jadi begitu rupanya".

"Kematian yang ia alami bagaikan sebuah drama saja! Mana mungkin ada orang yang akan terbakar tanpa alasan yang jelas setelah mereka mati!"

"Apa!? Hahahahahhahaha, dia juga tidak menyisakan satu tulangpun? Hahahahhahahahahahahahahhahahahahahha! Dia benar-benar terkena sial rupanya!"

"Benar itu! Itulah yang akan terjadi jika menentang aturan alam!"

Walaupun dia tidak percaya dengan apa yang terjadi pada musuhnya itu tapi dia sedang dalam langit ketujuh. Pecudang yang telah menghalanginya dalam meraih harta yang banyak telah mati dan dia bisa bersantai-santai dengan uang yang ia dapatkan dari memalsukan surat wasiat milik perempuan jalang itu.

Musuhnya hilang, dapat uang banyak, menerima sekertaris cantik yang ia bisa godai. Hidup pria ini sedang dalam masa keberuntungannya.

Atau itulah yang ia pikirkan...

"Kau benar-benar santai ya?"

Dari arah jendelanya pria korup ini mendengar suara yang tidak asing baginya. Suara yang santai tanpa ada tanda keseriusan di dalamnya. Suara yang datang dari lelaki misterius yang menyebut dirinya sebagai sang penuntun.

Lelaki ini bernama Andreas Jurniawan, dia adalah orang yang telah membantu dalam setiap kejahatan yang pria korup ini perbuat. Dia seakan memiliki kekuatan ghaib yang membuat ia tidak dapat dilacak oleh siapapun. Dengan kekuatannya yang mistis dia bisa memberikan informasi dan juga benda-benda yang dapat mengacaukan ambisi pria korup ini.

Andreas dan pria korup ini bertemu tidak lama setelah kejahatan pertamanya yang tidak berjalan dengan baik yang membuat ia terpaksa masuk ke dalam bui. Andreas mengatakan sesuatu pada saat itu namun ia tidak bisa mengingat apa. Pria korup ini hanya mengingat jika dia mengikuti apa yang Andreas katakan maka dia akan bisa mendapat kekayaan dan posisi yang enak.

"Lama tidak berjumpa Andreas! Tumben sekali kau mau mengunjungi orang tua ini. Apa ada hal yang kau inginkan dariku"

Andreas jarang sekali datang dan menemui pria korup ini. Sekali dia datang pasti akan membawa sebuah tugas untuk dia kerjakan dan dia akan mendapat uang yang jauh lebih banyak lagi.

"berapa banyak komisi yang akan aku terima kali ini? Anak gadisku terus-terusan merengek mau dibelikan artis terkenal sebagai pacarnya. Anak itu benar-benar tidak tahu diri, seenaknya meminta sesuatu yang jauh melampaui anggaran kantongku ini. Yah, bukan berarti aku sangat membenci anakku yang imut itu. Tidak! Aku malah sangat mencintai dia! Jadi aku mengharapkan KOMISI yang tinggi untuk tugas kali ini. Kau bisa mengaturnya bukan?"

Selain kemalasan, pria korup ini mempunyai hal lain yang menjadikan dia sebagai pria yang menjijikan. Hasratnya akan uang dan juga perempuan cantik sangatlah tinggi hingga membuat penjahat kelamin menjadi terlihat sangatlah imut dibandingkan dengan dia. Walau dia berkata ingin membeli artis pria tampan untuk putrinya tapi dia juga menginginkan artis cantik untuk dirinya sendiri.

Pria korup ini sudah jatuh dalam lubang dosa sangatah dalam hingga dia tidak dapat melihat kenyataan yang ada di sekitarnya. Seluruh norma yang ia patuhi adalah norma yang ada dalam kepalanya dan itu bukanlah hal yang bagus.

"Tidak, aku lagi tidak memiliki tugas untukmu~" dengan nada yang riang dia berhasil membuat jengkel banyak orang bahkan orang tersabar di dunia tidak dapat bertahan tanpa meluapkan amarah jika bersama dengannya.

"lalu kenapa kau kemari? Pastinya kau tidak kemari hanya untuk memuaskan rasa ingin tahumu saja kan?" pria korup tidak bukanlah orang yang sabar sejak awal membuatnya menjadi tidak cocok jika harus bekerja sama dengan Andreas.

Dia mulai membuat tanda bahwa Andreas harus secepatnya pergi dari tempat itu.

"Jangan gitu dong~ aku hanya ingin mengetahui kabar dari target itu. Kau tahuukan~"

Tanpa menghawatirkan tatapan mengancam dari pria korup itu Andreas bersikeras meminta apa yang ia inginkan dari pria itu.

"Oh, maksudmu Ria jalang itu? Dia sudah mati seperti yang kau minta. Aku sudah membuat banyak rencana agar kematiannya menjadi pemakaman paling terburuk. Aku sudah menyiapkan siasat agar bisa menjatuhkan reputasinya lebih dalam lagi. Dia sudah berani-beraninya mencoba menyusahkanku dalam menghasilkan banyak uang jadi dia harus bisa menderita baik waktu dia hidup atau bahkan saat dia sudah matipun aku akan tetap memastikan bahwa eksistensinya itu bukanlah apa-apa melainkan seonggok kesialan dan aib..." pikiran pria ini benar-benar telah meninggalkan raganya.

Dia dengan tanpa merasa bersalah terus-terusan menghujat lawannya itu. Dia tidak mempedulikan lagi jika ada yang bisa mendengarnya dan bisa menjadikan keserakahannya menjadi sebuah bukti untuk menjatuhkan dia.

Perasaannya yang telah menyingkirkan musuhnya bahkan mengalahkan rasa kokain yang ia pakai setiap hari.

'Pria ini benar-benar sudah kelewatan batas ya? Kurasa kalau tidak di tangani maka organisasi akan mejadi kacau balau.....yah, lagian dia sudah tidak berguna lagi. Aku hanya menjadikan dia anak buahku karena dia memiliki karisma dan teknik yang menarik tapi saat ini dia yang dulu sudahlah mati' Andreas berpikir dengan santainya sembari mendengar ocehan-ocehan pria itu. 'kurasa aku sudah tidak membutuhkan dia lagi. Toh aku sudah mendapat informasi yang kuperlukan'.

"Dia itu benar-benar sudah tamat! Aku adalah yang benar! Uang itu bukan untuk di buang-buang dengan alasan membantu orang kecil! Persetan dengan mereka, kalau dia tidak mau uang lebih baik uang itu diberikan kepadaku saja daripada harus dibuang kepada...."

Disaat pria korup itu masih mengoceh tentang Ria dia merasakan sesuatu yang aneh pada badannya. Dia merasakan kesakitan selama sesaat namun tiba-tiba semua hilang. Tidak, semua menjadi gelap gulita dan suara ibukota menjadi senyap seketika. "kerja yang bagus !@#!#!#!@#, pelayananmu kepada organisasi sudah tidak dibutuhkan lagi. Bye-bye~"

Sebelum seluruh kesadaran pria korup itu hilang dia dapat mendengar peryataan terakhir dari kenalannya. Dia tersadar satu hal yang ia lupakan selama ini.....dia telah lupa tentang posisinya sebagai alat yang hanya akan di gunakan jikalau mereka menganggap dia berguna. Namun saat ini.....saat ini dia hanyalah seonggok daging yang penuh lemak. Tidak ada bagian dari dirinya yang berguna. Jikalau dia adalah kepala organisasi pasti dia akan sesegera mungkin mencabut bawahan seperti itu.

Pria korup ini seketika merasakan penyesalan yang sangat dalam akan kemalasannya tapi semua itu tidaklah berguna. Dia sudah tidak memiliki kesempatan lagi.

Tanpa jejak Andreas pergi meninggalkan tempat itu. Tidak ada jejak akan kehadiran dirinya pada tempat itu bagaikan dia sama sekali tidak pernah berada di tempat itu.

Karena kurangnya bukti dan petunjuk akan kematian anggota pemerintah itu menyebabkan polisi kesulitan melakukan penyelidikan. Akhirnya merekapun terpaksa memakai orang lain sebagai tumbal supaya citera mereka tidak ternodai. Namun semua itu adalah cerita yang tidak penting karena hal seperti itu bukanlah hal yang langka ataupun cerita yang mind blowing. Semua kekejaman manusia adalah cerita yang akan tetap ada selama manusia masih berada di bumi ini.

Xxx

Di sini gelap....

Tidak ada apa-apa di sini....

Apakah ini yang mereka rasakan saat orang lain mati? Apakah mereka hanya merasakan dingin dan hampa saat mereka terlepas dari jiwa mereka?

Aku adalah Ria Maharani, tapi teman-temanku memanggilku Riang. Aku mendapat julukan itu karena aku yang selalu tersenyum walau apapun yang terjadi kepadaku. Aku tetap tersenyum ketika diolok-olok oleh orang lain hingga aku terkena nasib buruk. Aku selalu tersenyum dalam keadaan apapun

"karena itulah kau selalu mendapat banyak masalah" entah darimana suara yang mirip dengannya menghina Ria.

Yang membuat kesal dari hinaan yang Ria terima bukan berasal dari suara orang itu yang mirip dengannya. Tidak. Yang membuat dia kesal adalah karena dia tidak bisa menyangkal apa yang telah dikatakan oleh orang tersebut.

"Ayo! Coba katakan apa yang engkau rasakan saat berada di sini! Apa yang pertama kali kau pikirkan saat kau memperhatikan ruangan ini?" suara itu menanyai Ria dengan nada yang sangat mengolok seakan ingin menertawakan penderitaannya.

Ria sangatlah marah kepada suara itu. Dia marah karena semua olokkan yang suara itu katakan adalah sesuatu yang tidak bisa dia sangkal atau elak. Dia masuk ke dalam dilema. Di satu sisi jika ia tidak menjawab apa yang suara itu katakan maka Ria akan merasa dia kalah karena mengambek seperti anak kecil. Tapi di sisi lain jika dia menjawab pasti suara itu akan menggunakan jawabannya sebagai bahan untuk mengolok-olok Ria lebih sadis lagi.

Setelah beberapa saat kemudianlah baru Ria berani menjawab siapapun yang mengajak Ria berbicara itu.

Dengan tenang dan tanpa ragu Ria mengatakan "Dingin, seluruh tempat ini terasa dingin dan hampa".

Ria sudah tidak memiliki apapun lagi untuk meragukan sesuatu. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi di sini karena yang ada pada dirinya hanyalah jiwa Ria itu sendiri. Ria tidak memiliki apapun untuk merasa terancam akan kehilangan sesuatu yang berharga baginya. Ria sudah menjadi kosong luar dan dalam.

"Begitu rupanya...baiklah jawaban seperti itupun masih dapat diterima. Toh, kamu masih baru dalam hal ini"

Ria sudah mengantisipasi akan hinaan baru yang akan dilontarkan kepadanya tapi hal itu tidak akan terjadi. Dia merasakan ada yang aneh dengan suara itu....tidak dia merasa ada yang tidak normal dengan suara itu(walau Ria sendiri tidak tahu definisi normal untuk suara itu).

"Baiklah, waktumu di sini sudah selesai. Aku harap kau tidak datang lagi terlalu cepat ya!"

Ria ingin meneriakki suara misterius yang santai itu dengan banyak pertanyaan. Mulai dari apa yang sebenarnya ia omongkan dari tadi atau kenapa dia ada di sini dan sebagainya. Namun, kesempatan dia untuk berbicara sudah selesai ketika dia merasa tidak bisa merasakan lingkungan sekitar dia. Kesadaran Ria mulai memudar seiring rasa ngantuk yang tak tertahankan memakan seluruh kesadarannya.

"selamat jalan pejuangku, aku berharap kamu tidak mati terlalu sering....." setelah Ria pergi nada suara itupun berubah lembut dan penuh dengan kekhawatiran.

Suara itu ingin membantu pejuangnya tapi dia tidak di perbolehkan ikut campur terlebih dahulu. Dia sangat frustasi karena tidak bisa membantu pejuangnya dalam masa-masa sulit tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa. Semua yang ia lakukan tidak boleh melanggar peraturan.

Dengan sangat segan hati suara misterius ini hanya mengawasi pejuangnya dari jauh tanpa bisa membantunya.

Xxx

Tak jauh dari apartemen pria korup terdapat sebuah panti asuhan yang berdiri di bawah kolong jembatan tol. Dari depan panti asuhan terlihat teras panti yang sepi. Seluruh penghuni panti ini sudah tertidur dengan pulas. Dari teras itu secara misterius menyalah sebuah bola api yang cukup besar. Bola api itu cukup besar setara dengan besar seorang bayi.

Jika ada orang yang menyaksikan apa yang terjadi maka mereka akan lari terbirit-birit karena mengira ada makhluk ghaib yang ada di situ. Namun untungnya atau sialnya tidak ada orang yang dapat menyaksikan kejadian aneh itu. Walaupun ada orang yang datang ke area itupun kejadia aneh itu sudah selesai. Dari bola api itu tergeletak seorang bayi yang tidak berdaya terbaring dilantai tampai sehelai kain untuk melindunginya dari dinginnya malam.

Pengurus panti asuhan yang melihat bayi itupun langsung membawa bayi itu masuk kedalam untuk di rawat.