Jangan tanya bagaimana rasanya terlambat ke sekolah, apalagi di hari pertama menjadi murid disana, sudah di pastikan anggapan dan tatapan buruk akan menusuk dari banyak pihak yang membenci ataupun tidak.
to the point, namanya aca, lebih tepatnya nerissa macara. hari pertama sekolah yang harusnya menyenangkan menjadi menakutkan karena keterlambatan. sang ayah ataupun ibu seolah tak bergeming dengan putrinya yang kalap akan waktu. aca hanya berpegang teguh pada dirinya sendiri, ia berharap seorang pangeran penyelamat datang menghampirinya di situasi sulit seperti saat ini.
aca memang hobi membaca novel bergenre fantasi, baginya sangatlah menyenangkan membayangkan seorang pangeran menyelamatkan hidupnya yang kelam. namun apalah daya kehidupan nyata yang menghancurkan imajinasinya. bahkan tidak pernah ada seorang pria pun yang mengharapkan dirinya untuk menjadi kekasih.
"yahh, gerbangnya udah di tutup lagi!" ucap aca yang terlihat lesu dengan nafas yang terengah karena habis berlari.
"terus aca gimanaa huaa," lanjut aca yanti kesal dengan keadaan.
"aduh dek, kok telat?" tanya seorang wanita yang menggunakan seragam osis.
"ma-maaf kak, tadi saya memiliki kendala pribadi," ucap aca gugup.
"yaudah kamu masuk dulu," imbuh sang kakak kelas sambil membuka gerbangnya.
"makasihh kak," jawab aca sambil menundukkan kepalanya.
"saya kaya baru pertama kali liat kamu, kamu anak baru?" tanya kakak kelas wanita tersebut.
"iya kak, nama saya aca," imbuh aca sambil tersenyum ramah.
"masa baru masuk udah telat? nama kakak melinda," imbuhnya sambil sibuk memperhatikan aca dengan tatapan sulit diartikan.
"maaf kak, karena saya telat, saya tidak akan mengulanginya lagi," ucap aca menyesal.
"yaudah kamu lari di lapangan tiga putaran, saya beri keringanan karena kamu anak baru!" tegas melinda pada adik kelasnya itu.
Aca bejalan ke arah lapangan dan mulai berlari, tak lupa dengan terik matahari yang mengenai tubuhnya. ia berlari dengan luas lapangan yang tak sebanding dengan sekolahnya yang dahulu. aca memanglah murid pindahan karena kedua orang tuanya yang gila kerja itu dipindah tugaskan. Aca akui ia belum sarapan ataupun makan sesuatu karena keterlambatan tadi, ia akui juga bahwa ia memiliki gangguan pada tubuhnya.
Lemas, kata yang dapat menggambarkan aca saat ini, keringat terus bercucuran dari pelipisnya, tinggal putaran terakhir dan sebentar lagi hukumannya usai. aca berlari sekuat tenaga dan mampu sampai ke garis finish dengan nafas yang terengah.
seperkian detik berikutnya ia tumbang dengan baju yang basah akibat keringat. namun, belum sampai terkena gaya gravitasi, seorang pria mampu datang tepat waktu.
andai aca bangun, mungkin ia akan tersenyum dan mengklaim bahwa sang pria adalah pangeran hidup nya, lebih tepatnya, pangeran miliknya...
'untung tepat waktu,'
'aca pengen nikah sama pangeran yang punya kekuatan super, jadi dia bisa nolong aca kapanpun,'