63. Hari Baru
Meski bukan seorang notulen rapat penting hari ini, aku tetap mencatat bagian-bagian penting yang mereka diskusikan. Tugasku lebih berat dari ini ternyata. Menjadi sekretaris bos perusahaan besar cukup melelahkan juga. Dituntut untuk bersikap profesionis meski sedang ada masalah. Entah mengapa aku merasa tertantang untuk melakukan hal yang lebih dari ini.
Tapi, memangnya ada?
"Pameran utama sudah ditentukan. Kapan kalian kirim proposal ke mereka?" tanya Arqom dengan suara berat. Seorang pria berkisar umur 25 tahunan terlihat sibuk membuka lembar catatannya dengan tergeda-gesa.
"Kami sudah kirimkan proposal kami kepada mereka." Arqom mengangguk paham.
"Kapan rencana syuting awal?"
"Bulan depan kami usahakan siap syuting."
"Jika ada kendala teknis segera lapor kepada saya." Semua yang mendengar rapat mengangguk paham, kecuali aku. Diriku sibuk menulis notulen hari ini di catatan kecil.
"Baik."