Alex masih menunggu istrinya. Ia melihat jam sudah hampir pukul sepuluh pagi. Makanan yang ada di atas meja mulai dingin.
Alex mencoba membangunkan istrinya dengan cara mengusapi tangan mungil istrinya. Alex mengecupi punggung tangan istrinya dengan mesra. Ia terus memberikan jejak bibirnya agar bisa menghilangkan jejak Lukas yang tertinggal di sana.
Angel terbangun. Tatapan matanya sangat kosong. Angel seperti orang yang tidak memiliki harapan hidup lagi.
Alex tersenyum. Ia mencoba menaikkan brankar tidur istrinya agar posisi Angel jadi duduk. Alex tersenyum sambil mengambil makanan kesukaan istrinya. Ia mulai menyuapi istrinya dan Angel masih diam seperti patung. Tidak bergerak dan tidak menoleh ke arah Alex juga.
"Buka dulu mulutnya. Makan dulu biar kamu sehat. Ingat ada boy di dalam perut kamu!" ucap Alex lembut.
"Boy ...," gumam Angel sambil meremas perutnya.