Angel sudah merasa pusing sekali. Ia memang tak menyukai wahana roller coaster ini. Selain menyeramkan dan menegangkan. Wahana ini sungguh membuat perut kita seperti sedang diblender.
Uweeeekkkk… Uweeeekkk…
"Lho kamu tidak apa-apa?" tanya Alex begitu mereka berdua turun dari roller coasternya.
Angel hanya melambaikan tangannya saja. "Kenapa kamu usir aku?" tanya Alex bingung.
"Aku tidak mengusir kamu. Tapi aku tidak kuat Alex."
"Jadi kamu tidak bisa naik roller coaster?" tanya Alex cemas dan Angel mengangguk.
"Kenapa kamu tidak bilang? Tunggu sebentar aku belikan minuman dulu," ucap Alex lalu matanya mencari di mana ada yang jual minuman.
Alex berlari dengan penuh kekhawatiran dan ia mengambil dua buah air mineral dan ia kembali berlari mendekati Angel yang terlihat sedang duduk lemas.
Angel menatap kepergian Alex sambil bergumam, "Gimana mau bilang kalau tidak diberikan kesempatan untuk bicara."
"Ini di minum dulu."
"Terima kasih ya," ucap Angel yang langsung meminumnya.
"Maaf ya, aku tidak tahu kalau kamu tidak bisa naik roller coaster. Seharusnya tadi aku bertanya dulu sama kamu. Kalau seperti ini aku jadi merasa bersalah."
Ucapan Alex dengan wajah yang sendu membuat Angel sedih dan tersentuh. Ia tidak menyangka jika seorang pria gagah seperti Alex bisa memiliki hati yang lembut seperti ini.
"Hei, kenapa melamun? Masih pusing? Kita cari obat ada tidak ya di tempat seperti ini?"
Mata Alex melihat sekelilingnya dan tidak ada disini toko obat. Alex mengambil ponselnya dan ia menghubungi salah satu anak buahnya.
"Cepat kau belikan obat mual, obat sakit kepala, obat apa saja yang cepat meredakan semua itu," ucap Alex tegas.
"Tidak usah Lex. Aku tidak apa-apa kok."
"Jangan, kamu kan seperti ini karena aku."
"Tapi—"
"Sudah aku tidak menerima protes," ucap Alex yang sudah menaruh jarinya dibibir Angel.
Angel membulatkan kedua matanya dan ia hanya bisa pasrah saja. Mau mencoba menolak juga faktanya perutnya sangat mual sekali.
Angel memijat keningnya yang terasa sakit sekali. Ini adalah pengalaman pertama baginya menaiki sebuah wahana yang sangat menyeramkan sekali.
"Sakit sekali ya?"
Angel tersenyum. "Aku sudah baik-baik saja. Bagaimana kalau kita naik itu saja?" ucap Angel sambil menunjuk ke sebuah wahana Turangga-rangga atau biasa di kenal dengan sebutan komidi putar. Wahana yang biasa ditumpangi oleh anak-anak.
"Itu kan untuk anak-anak. Kamu yakin mau naik itu?"
Angel mengangguk dan Alex menelan salivanya. "Mau ditaruh di mana wajah tampan ini jika harus menaiki kuda yang berputar-putar atau bangku-bangku yang berada di bawah terpaan sinar berbagai lampu yang berwarna-warni," ucap Alex di dalam hatinya.
"Ya sudah kalau kamu tidak mau tidak apa-apa kok. Kita naik yang lainnya saja."
"Hah? Memangnya aku sudah bilang tidak mau?"
"Ya habis kamu diam saja."
"Ayo kita ke sana," ucap Alex lalu menggenggam erat tangan Angel.
Angel melihat tangannya yang menyatu dengan tangan Alex. Entah kenapa setiap sentuhan tangannya terasa sangat hangat dan juga bisa membuat sudut bibir ini terus terangkat.
"Apa yang sebenarnya terjadi. Baru juga satu malam bersama dengannya hati ini sudah mulai gelisah," ucap Angel di dalam hatinya.
Angel mencoba mempercepat langkah kakinya agar sejajar dengan Alex dan wajahnya kembali ceria saat dirinya memasuki wahana yang disukainya.
Alex tersenyum bahagia saat melihat wanita pujaannya kembali tersenyum. Walau wajahnya terlihat sedikit pucat Alex merasa bersyukur karena Angel baik-baik saja.
Alex tak mendengar jika ponselnya terus berdering. Ia masih menikmati suasana wahana ini. Melihat Angel tersenyum dan tertawa membuat dirinya jadi semakin gemas dan ingin sekali memeluk gadis kecil ini.
"Yah habis. Naik lagi yaa," ucap Angel sambil mengedipkan kedua matanya dengan sangat cepat.
Alex tertawa dan ia mengangguk. Jelas dirinya tak bisa menolak permintaan wanita yang ada dihadapannya ini.
"Tapi habis ini kita naik itu ya," ucap Alex sambil menunjuk ke salah satu wahana.
Angel mengangguk dengan cepat. Hanya Ontang-anting, tidak akan membuatnya muntah-muntah juga. Batin Angel.
Setelah menaiki wahana komidi putar ini sebanyak lima kali. Angel baru mau turun dan mengikuti langkah kaki Alex. Aalex menemui anak buahnya lebih dulu yang sudah datang membawakan obat untuk bosnya dan Alex memberikannya ke Angel agar dengan cepat meminumnya dan mereka bisa menikmati wahana berikutnya.
"Lex, habis ini kita naik arung jeram ya."
"Iya, habis ini terserah kamu mau naik apa saja aku akan menemaninya."
"Benarkah? Naik Niagara juga ya," ucap Angel dengan mata berbinar.
"Iya…" ucap Alex lalu menarik Angel ke dalam dekapannya.
DEG!!!
Alex yang bahagia tak menyadari apa yang dilakukan dirinya terhadap Angel dan Angel mencoba untuk memejamkan kedua matanya dan merasakan detak jantung Alex yang berdebar begitu cepat sekali.
Pelukan ini sangat beda sekali saat ia dipeluk oleh Leo dulu. Pelukan Leo terasa sangat kaku. Tapi entah kenapa ia bisa melewati bersama dengan mantan kekasihnya itu hingga bertahun-tahun lamanya.
"Angel…" ucap Alex sambil mengernyit.
"Kamu sakit?"
"Ah tidak kok!"
"Ayo naik."
Angel mengangguk lalu mereka berdua menikmati wahanya ini.
Angel kembali berteriak. Menurutnya wahana yang ia beri julukan kursi terbang ini sangat menyenangkan sekali. Di ajak naik berkali-kali juga ia tak takut pusing atau mual. Karena wahana ini menurutnya sangat asik dan menyenangkan tidak seperti saat naik roller coaster yang sangat menyeramkan dan nyawanya seperti ingin lari dari tubuhnya saja.
"Apa kamu menyukainya?" tanya Alex saat wahana itu berhenti.
"Hmmm, tentu saja. Ini jauh menyenangkan dari pada roller coaster."
"Kalau gitu sekarang mau naik ini lagi atau mau naik arung jeram?"
"Arung jeram saja. Sudah panas kan enak naik yang basah-basahan."
Alex mengernyit saat mendengar ucapan Angel. "Basah-basahan?"
Angel menutup mulutnya yang kadang suka ceplas-ceplos itu. Ia merutuki dirinya sendiri karenaa ucapannya yang tidak benar.
"Ah tidak kok. Ayo kita ke sana," ucap Angel lalu ia tak menyadari jika tangannya menarik tangan Alex.
Alex tersenyum lalu ia merangkul pundak Angel dan Angel melihat tangan Alex lalu tersenyum tipis.
Alex dan Angel sangat menikmati liburan dadakan mereka hari ini. Mendapatkan teman yang menyenangkan membuat Angel melupakan segala kegelisahan hatinya dan ia benar-benar sudah melupakan Leo.
Beberapa wahana sudah mereka tumpangi dan tak terasa matahari sudah mulai tenggelam.
Rasa lelah terlihat dari wajah mereka berdua. Tetapi lelah mereka benar-benar terbayar sudah dengan kesenangan mereka berdua hari ini.
"Apa kamu lelah?"
"Sedikit."
"Sudah malam. Kita makan dulu baru pulang ya."
Angel mengangguk lalu mereka berdua keluar dari taman bermain yang cukup luas ini.
"Kamu mau makan apa?" tanya Alex saat mereka sudah berada di dalam mobil.
"Burger saja deh. Di depan sana ada tadi aku lihat," ucap Angel sambil menunjukan arah jalannya.
"Ok Nyonya, saya akan mengantarkan anda ke sana," ucap Alex yang langsung melajukan mobilnya.
Angel menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Ia benar-benar bahagia sekali hari ini. Diam-diam Angel menatap wajah Alex dari samping dan wajah pria yang sudah mulai membuatnya terus tersenyum ini cukup tampan juga. Angel kembali tertawa tipis lalu ia kembali melihat ke arah luar jendela. Menikmati pemandangan malam yang indah sambil ditemani cahaya-cahaya kilau bintang yang terang.
Bersambung